Home / Nusantara

Empat Bahasa Daerah Teranca Punah, Pemprov Malut Minta Semua Pihak Bersinergi Tingkatkan Minat Bahasa Daerah

06 Juli 2022
Samsuddin A Kadir

TERNATE, OT - Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Samsuddin A Kadir meminta seluruh kepala daerah dan pemangku kepentingan perkuat sinergitas.

Hal itu dikarenakan ada empat bahasa daerah di Maluku Utara (Malut) yang berdasarkan riset terancam punah.

Untuk itu Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2022 ini akan merevitalisasi 4 bahasa daerah tersebut yakni bahasa daerah Ternate di Kota Ternate, bahasa Tobelo di Kabupaten Halmahera Utara, bahasa Makian Timur atau Makian Dalam di Kabupaten Halmahera Selatan dan bahasa Sula di Kabupaten Kepulauan Sula.

Samsuddin menyampaikan, revitalisasi bahasa merupakan upaya menciptakan bentuk dan fungsi baru terhadap suatu bahasa yang terancam punah.

Pada tahun 2022 ini, jumlah bahasa daerah yang akan menjadi objek revitalisasi mencapai 38 bahasa daerah yang tersebar di 12 provinsi.

Sasaran dari program itu mencakup 1,5 juta siswa di 15.000 sekolah serta 29.000 guru dan 17.000 kepala sekolah.

“Termasuk 1.491 komunitas tutur yang turut terlibat dalam penyusunan model pembelajaran bahasa daerah dan perumusan muatan lokal kebahasaan dan kesusasteraan," ungkap Sekprov.

Samsudin mengatakan, pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah.

Selain itu juga bertujuan menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi para penutur bahasa daerah untuk mempertahankan bahasanya dan menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah.

Ia berharap, agar para pemangku kepentingan dapat saling bersinergi, berbagi strategi, dan inspirasi dalam menarik minat kaum muda untuk mempelajari bahasa daerah.

"Sehingga pada akhir tahun 2022, revitalisasi bahasa daerah yang dirayakan pada tingkat nasional melalui Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), bisa mewakilkan beberapa bahasa daerah kita sehingga bahasa dan sastra lisan kita menjadi salah satu potensi budaya bagi generasi masa depan,” katanya.

Sekprov menjelaskan, salah satu program andalan Kemendikbud-Ristek adalah program Merdeka Belajar. Konsep Merdeka Belajar bertujuan agar peserta didik bahagia dalam menempuh pendidikan. Para siswa diberi kebebasan untuk mengakses ilmu.

Lanjut Samsuddin, sumber ilmu bukan sebatas pada ruang kelas, guru, tetapi bisa di luar kelas, di media online atau internet, perpustakaan, dan juga di lingkungan sekitar.

“Guru tidak lagi menjadi sumber utama. Dalam konteks ini, maka dibutuhkan kejelian guru untuk menterjemahkan konsep Merdeka Belajar. Guru harus kreatif agar siswa bisa dibimbing dan diarahkan sesuai konsep merdeka belajar," pungkasnya.

Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan, modus operandi pengiriman  ganja kurang lebih 1.800 gram lebih, dipaketkan dan dikirim melalui jasa lion parcel dengan dikamuflasekan dalam dua toples makanan rendang.(ier)


Reporter: Irfansyah
Editor: Fauzan Azzam

BERITA TERKAIT