HALSEL, OT- Bahan Bakar inyak (BBM) bersubsidi di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), dijual seharga Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu per liter.
Salah satu pedagang eceran kepada wartawan indotimur mengaku, dirinya tidak tahu jenis BBM yang dijual itu bersubsidi apa tidak, yang dirinya tahu bahwa BBM naik dan harga pasaran Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu per liter.
"Saya tidak tahu itu Pertamax atau Pertalite, yang saya tahu saya jual Rp 13 dan Rp 15 ribu," ujarnya.
Dia mengatakan, jika BBM yang dijualnya adalah jenis Pertalite dan harganya mengalami penurunan, menurutnya bukan urusannya. Jika itu benar Perindag yang harus bertanggung jawab.
"Itu tugas pemerintah, yakni Perindag kalau mereka mau ya mereka sidak dan sosialisasi ke kami jika jenis Pertalite harganya turun," ungkapnya.
Sementara Kabid Perindag Pemkab Halsel, Nurdin, mengaku sejauh ini pihaknya belum melakukan sosialisasi ke semua pedagang, namun dalam waktu dekat akan melakukan penertiban disemua pedagang eceran untuk menyamakan semua harga.
"Memang sejauh ini mereka belum menurunkan harga jual, setiap botol tetap dijual seharga Rp 13 hingga Rp 15 ribu," katanya.
Dia berjani, pihaknya akan menindak tegas para pedagang eceran yang masih saja bermain-main dengan harga minyak yang merugikan masyarakat.
"Jika kami temukan di lapangan, kami berikan sanksi tegas, mungkin berupa izin dan lainnya," katanya.(iel)






