TERNATE, OT – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara melaporkan bahwa pada November 2025, provinsi yang terkenal dengan rempah-rempah itu mengalami inflasi Year on Year (y-on-y) sebesar 1,89 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 110,02.
Statistisi Ahli Madya BPS Malut, Evida Karismawati menyampaikan angka inflasi tahunan ini menunjukkan adanya kenaikan IHK dari 107,98 pada November 2024 menjadi 110,02 pada November 2025. Sementara itu, tingkat inflasi month to month (m-to-m) Maluku Utara tercatat sebesar 1,13 persen.
Menurutnya, Kota Ternate alami inflasi tertinggi inflasi y-on-y tercatat terjadi di dua wilayah cakupan IHK di Provinsi Maluku Utara. Kota Ternate mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,28 persen (IHK 110,36). "Kabupaten Halmahera Tengah mencatat inflasi terendah sebesar 0,10 persen (IHK 108,47)," ujar Evida.
Lebih lanjut, Evida menjelaskan inflasi y-on-y di Maluku Utara didorong oleh kenaikan indeks pada 7 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar secara tahunan adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga memberikan andil inflasi y-on-y terbesar, yaitu sebesar 0,90 persen.
"Kenaikan indeks kelompok ini mencapai 4,67 persen," katanya.
Sedangkan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil sebesar 0,76 persen. Kenaikan indeks kelompok ini mencapai 2,27 persen. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya dengan andil 0,51 persen. Kenaikan indeks kelompok ini adalah yang tertinggi, mencapai 7,01 persen.
"Komoditas yang dominan menyumbang inflasi y-on-y antara lain bahan bakar rumah tangga (andil 0,61 persen), emas perhiasan (andil 0,39 persen), ikan malalugis/ikan sorihi (andil 0,37 persen), kontrak rumah (andil 0,24 persen), dan beras (andil 0,19 persen)," aku Evida.
Dia menyebut, deflasi pendidikan menjadi penahan laju inflasi. Sementara itu, laju inflasi tertahan oleh deflasi pada 4 kelompok pengeluaran. Deflasi terdalam tercatat pada Kelompok Pendidikan yang mengalami deflasi y-on-y sebesar 19,71 persen. Kelompok ini memberikan andil deflasi y-on-y sebesar 0,52 persen. Deflasi pada kelompok Pendidikan ini didominasi oleh penurunan tarif sekolah menengah atas, yang memberikan andil deflasi sebesar 0,56 persen.
"Komoditas lain yang turut menyumbang deflasi secara tahunan antara lain cabai rawit (andil 0,18 persen), ikan cakalang/ikan sisik (andil 0,07 persen), dan tarif angkutan udara (andil 0,06 persen," papar Evida.
(ier)







