TERNATE, OT - Seorang anggota Polisi atas nama Rahmat Gazali Lampa (20) terbaring lemah di RSUD Chasan Boesoirie, Ternate, Maluku Utara (Malut).
Rahmat yang tercatat sebagai anggota polisi yang bertugas di Sabhara Polda Malut itu, diduga dianiaya oleh enam seniornya hingga babak belur pada Sabtu (14/1/2022) dini hari di areal gudang bulog, lingkungan Batu Anteru Ternate, saat sedang menjalani tugas piket.
Pantauan indotimur.com pada Sabtu (14/1/2023) sekira pukul 12.45 WIT, Rahmad sedang menjalani perawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Berdasarkan pengakuan keluarga, korban Rahmat belum bisa makan. Bahkan pada bagian dada, kepala dan paha hingga lutut Rahmat jika disentuh meringis kesakitan.
"Badannya belum bisa digerakkan karena sakit, ada bekas luka di kak, dada, paha dan kapala kalau disentuh dia teriak merintih kesakitan," ujar salah satu keluarga korban.
Tak lama setelah itu korban lalu dipindahkan ke ruang rawat inap untuk mendapatkan perawatan intensif. Terlihat ibu korban begitu panik mengurusi anaknya yang terbaring kesakitan.
Kakak korban, Thika Lampa (34) kepada wartawan mengatakan, dugaan penganiayaan yang dilakukan seniornya kepada adiknya itu bukan kali pertama namun sudah pernah terjadi hingga membuat tulang rusuknya cedera.
"Adik saya ini angkatan 47, dia baru lulus pendidikan pada Juli 2022 lalu. Sekitar 3 bulan lalu dia pernah dianiaya sampai tulang rusuknya patah," aku Thika
Lanjut Thika, dugaan penganiayaan kali ini lebih brutal karena korban diduga dianiaya oleh rekan seniornya berjumlah lebih dari satu orang.
"Jam 01.00 WIT malam, korban sempat pulamg ke rumah, setelah itu, balik lagi piket di Sabhara Polda, sekitar jam 4 subuh dia (korban) datang mengetok pintu. Saat itu pintu dibuka sang ibu, korban langsung pingsan. Ini sudah yang kedua kali yang lalu itu rusuknya patah seniornya lagi yang pukul, jadi tadi malam itu dia paksa jalan sampai ke rumah," ungkap Thika.
"Saya juga tidak tahu sebenarnya apa dia punya kesalahan sampai dipukul begitu" tambah Thika.
Lanjut dia, saat ini pihak keluarga telah membuat laporan pengaduan ke Ditreskrimum Polda Malut terkait dugaan penganiayaan yang dialami adiknya.
"Saya sudah lapor tadi siang dan sekarang sementara proses. Mereka bilang sudah ada 3 orang yang dipanggil ke Propam untuk diperiksa, tapi masih ada lagi," katanya.
Dia berharap dengan kejadian yang menimpa adiknya tersebut Kapolda Malut bisa mengusut hingga tuntas apa masalahnya.
"Kami minta ini diusut supaya jadi pembelajaran buat yang lain agar tidak bikin lagi seperti yang adik saya alami," pintah Thika.
(ier)