Home / Indomalut / Haltim

Lembaga Varamau Halmahera Timur Kirim Produk Coconet ke PT NHM

19 Oktober 2021

HALTIM,OT- Petani kelapa Lembaga Varamau, Kecamatan Maba, Halmahera Timur, kembali melakukan terobosan besar dengan melakukan pengiriman hasil kerjanya ke PT. Nusa Halmahera Mineral (NHM) di Halmahera Utra.

Hal ini Berkat keuletan dan keseriusan para petani kelapa yang dalam hal ini mengola limbah serabut kelapa menjadi produk coconet yang digunakan sebagai media tanam pada lahan reklamasi.

Selama ini pemasaran produk coconet hanya untuk memenuhi kebutuhan reklamasi tambang PT. ANTAM Tbk UBPN Maluku Utara (Malut), Namun sekarang kebutuhan coconet semakin meningkat dengan adanya permintaan dari luar Halmahera Timur.

Terbukti pada Jum’at (15/10/21) lalu, Lembaga Varamau melakukan pengiriman perdana produk coconet hasil produk mereka sebanyak 5.000 meter persegi untuk memenuhi kebutuhan PT NHM di Halut.

General Manager PT ANTAM Tbk UBPN Maluku Utara Ery Budiman sebagai pihak yang selama ini melakukan inisiasi program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) melalui pembinaan dan pendampingan kepada Lembaga Varamau, berharap dengan pengiriman perdana ini akses pasar untuk produk coconet semakin terbuka, sehingga petani mendapatkan keuntungan dari kegiatan pemanfaatan limbah kelapa.

"PT ANTAM mendorong akses pasar yang lebih luas, tidak hanya untuk kebutuhan local dan regional Maluku Utara, tapi juga antar propinsi dan pasar ekspor," aku Ery, Selasa (19/10/2021).

Kata dia, Halmahera Timur memliliki potensi sumber daya kelapa melimpah, dengan luas lahan mencapai 13.594 hektar sehingga dengan potensi yang ada, ANTAM melakukan inisiasi program pemberdayaan produksi coconet, sebagai salah satu bentuk keterlibatan masyarakat dengan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk kegiatan reklamasi lahan di area tambang.

"Program ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya kebun kelapa, agar petani mendapatkan keuntungan," katanya.

Lanjut Ery, Antam telah menginisiasi program ini sejak 2018 dengan kegiatan survey dan pemetaan potensi kelapa, dilanjutkan sosialisasi serta kegiatan pelatihan ketrampilan anyam produksi coconet pada masyarakat sekitar dan penyiapan sarana prasana produksi serta penguatan kelembagaan.

"Terbentuk kelompok tani varamau dengan jumlah anggota awal 25 orang dan terus bertambah menjadi 37 orang. Jumlah mitra petani kelapa terlibat dalam supplay kebutuhan sabut kelapa sebanyak 49 orang," sebutnya.

Ia menceritakan, lembaga Varamau difasilitasi dua mesin cocofiber, satu unit mesin penyaring, dan satu unit mesin press cocofiber yang mampu mengolah kulit kelapa menjadi sabut kelapa.

Kelompok Tani Varamau juga memiliki rumah produksi dan gudang coconet yang ditunjang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 5.000 watt untuk power supplay kegiatan produksi agar selalu berjalan lancer.

Pada tahun 2019 LembagaVaramau telah memproduksi sebanyak 35.250.000 meter persegi coconet dengan nilai ekonomis Rp 556.376.000 dan tahun 2020 lalu sebanyak 75.000 meter persegi  coconet dengan nilai ekonomis Rp 1.050.0000.000 sampai periode Q3 2021 sebanyak 60.300 meter persegi dengan nilai ekonomi sebesar Rp 844.200.000.

“Petani kelapa dan pengrajin coconet mendapatkan tambahan pendapatan signifikan dari penjualan sabut kelapa, tempurung, dan produk-produk turunan kelapa lainnya," terangnya.

Ery mengajak seluruh stakeholder untuk bersinergi dan berkolaborasi mengembangkan industry kelapa terpadu sehingga semua potensi tanaman kelapa mulai dari sabut, tempurung, buah kelapa, air kelapa dan bagian-bagian dari kelapa lainya memberikan nilai tambah untuk menggerakan ekonomi local.

"Perguruan tinggi, pemerintah, perusahaan dan masyarakat dan media dapat bersinergi untuk mewujudkan hal tersebut," tutup Ery.(dx)


Reporter: Rudi Mochtar

BERITA TERKAIT