HALTENG, OT- Bupati Halmahera Tengah (Halteng) Edi Langkara menjadi inspektur Upacara pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-31 Kabupaten Halteng.
Bupati Edi Langkara mengatakan, secara konstitusional daerah ini sudah 31 tahun yang diberikan hak otonomi untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Menurutnya, sebuah perjalanan panjang dalam kurun waktu yang penuh dengan dinamika dan romantika berpemerintahan.
Kata Edi, perayaan HUT adalah momen untuk mengevaluasi terhadap tugas-tugas pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan yang telah dilakukan, sekaligus sebagai mata rantai sejarah dari sebuah fondasi yang terbangun dimasa lalu dan telah berproses sampai saat ini, kemudian menapakinya kemasa depan.
"Momen ini juga adalah sarana introspeksi terhadap setiap etape yang telah ditempuh dan memberikan jawaban atas persoalan kekinian yang dihadapi dan merancang formula masa depan, berlandaskan realita dan dinamika kekinian tanpa harus melupakan nilai-nilai masa lalu yang telah tumbuh dan menjadi sumber inspirasi dan motivasi masyarakat," ujar bupati saat membacakan sambutan pada Upacara HUT ke-31 Halteng, Minggu (31/10/2021) di halaman kantor Bupati.
Dikatakannya, hari ini masyarakat Halteng tidak hanya bergembira, tapi juga bersyukur karena hasil kerja keras dan kerja ikhlas bersama, telah memberikan hasil yang mengembirakan.
"Solidaritas yang selama ini kami jaga dan kami rawat, agar tidak lagi terkotak pada dimensi warna dan sentimen kelompok, secara faktual telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat. Kami sadar betul bahwa hasil—hasil pembangunan yang lahir dari sebuah kebijakan politik, haruslah dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Halmahera Tengah tanpa perbedaan," jelas Wasekjen DPP Partai Golkar ini.
Lanjutnya, Pataka lambang daerah yang secara hikmat diserahkan oleh tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda kepadanya pada upacara hari ini, untuk dijaga, dirawat dan dipelihara adalah sebuah amanat yang harus dipertanggung jawabkan.
Oleh karena itu, telah menjadi komitmen, untuk tetap menjaga dan merawat solidaritas tersebut sampai kapanpun.
"Jika kemudian ada pihak-pihak yang berusaha untuk mengoyak solidaritas tersebut, kami dan masyarakat akan tetap tampil untuk merajutnya kembali, agar nilai-nilai Fagogoru yang menjadi landasan pijak masyarakat Halmahera Tengah dalam kehidupan bermasyarakat, seperti Ngaku Rasai, Budi re Bahasa, Sopan Hormat, Memtak re meimoi akan tetap terjaga dan terpelihara secara baik," kata bupati.
Orang nomor satu di Pemkab Halteng ini mengatakan, meskipun dihadapkan dengan kondisi akses jalan dan jembatan, kebutuhan pelayanan dasar masyarakat dan kemampuan fiskal daerah yang belum memadai, namun sejak dilantik pada tanggal 23 Desember 2017, dirinya memulai membangun Halmahera Tengah tanpa perbedaan melalui skema dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) menuju Halmahera Tengah yang maju, sejahtera berlandaskan Fagogoru, dengan misi utama membangun birokrasi yang bersih, profesional dan melayani.
Selain itu, membangun infastruktur dasar, pemukiman dan konektifitas wilayah, mengembangkan potensi sumber daya alam, dan menciptakan iklim investasi. Mewujudkan pelayan pendidikan dan kesehatan yang merata dan bermutu, mengembangkan Budaya Hukum dan HAM dalam kehidupan bermasyarakat yang berlandaskan falsafah Fagogoru.
"Yang kita lakukan hari ini mulai dari bangun jalan, telekomunikasi, listrik, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan yang lain, adalah untuk menciptakan sejarah pembangunan yang akan dinikmati dan dikenang rakyat Halteng,"jelasnya.
Turut hadir dalam Upacara Hut ke-31 antaranya, Wali Kota Ternate, Wakil Bupati Halmahera Barat, Sultan Jailolo, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten kota se Malut, para Bobato dari kesultanan jailolo dan tidore. Para Rektor Universitas se Malut, dan seluruh Masyarakat Halmahera Tengah.(red)