HALSEL, OT - Penguna jasa transportasi alternatif (ojek) di Bacan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) mengeluhkan tarif ojek yang ditetapkan secara sepihak olej ojek.
Pasalnya, tarif ojek sebelumnya dari Desa Mandaong ke Desa Tuokona yang ditetapkan Rp 5000,- kini naik menjadi Rp 20.000,-
Kenaikan tarif ojek ini, dianggap tidak wajar karena sangat memberatkan bagi pengguna jasa transportasi alternatif di Bacan.
Risval, salah seorang pengemudi ojek mengatakan, tidak sedikit pelanggan pengguna jasa ojek yang beralih menggunakan transportasi angkutan kota (angkot).
“Kebijakan kenaikan tarif ojek ini akan berimbas kepada ratusan ojek yang beroperasi di Halsel khususnya di Bacan, karena tidak seperti biasanya capaian target setoran kami dibawah rata-rata karena sepinya penumpang” ujar Risval, Jum'at, (28/8/2020). saat ditemui indotimur.com di lokasi pasar modern Tuokona.
Hal ini juga disampaikan Nila Indriyanti, salah satu warga Bacan Selatan. Dia merasa sangat terbantu dengan adanya ojek yang memiliki tarif normal sebelumnya, karena tarifnya tidak terlalu tinggi dan dari segi waktu juga efisien.
Namun, setelah kenaikan tarif ini, Nila lebih memilih naik angkot, yang ongkosnya jauh lebih murah yakni Rp, 3.000,-.
Hal senada juga disampaikan seorang pedagang di pasar Tuokona Masria (30). Menurutnya menaikkan tarif ojek wajar, namun kenaikan yang terjadi saat ini tidak wajar dan memberatkan. karena berdampak juga dengan kehadiran pembeli di pasar modern.
"Pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan secepatnya ambil langkah, kalau tidak banyak yang malas ke pasar, pergi pulang sudah Rp 40.000,-" ujarnya.
Dia juga menyarankan jika tidak ada regulasi yang mengatur, baiknya jasa ojek dirubah ke ojek online, agar lrbih efesian dan tertib.
Sementara Itu, Kadis Perhubungan Halsel, Ahmad Rajak dikonfirmasi, mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena jasa ojek tidak masuk dalam regulasi dinas terkait.
"Kalau ojek itu tidak masuk dalam regulasi jadi tidak bisa diatur, yang diatur adalah mobil angkot," singkatnya. (iel)