HALSEL OT - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku Utara (Malut) menarik kapal Mina Maritim 144 dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) Singgalang Desa Labuha, Kecamatan Bacan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut).
Ketua KUB Singgalang, Muhammad Fuad menyampaikan, pihaknya menerima bantuan kapal Mina Maritim 144 pada 2015 lalu, dan kapal tersebut saat ini telah ambil oleh DKP Provinsi Malut tanpa alasan jelas.
Dia menduga, penarikan kapal Mina Maritim 144, dari KUB Singgalang karena ada tekanan dari keluarga istri gubernur.
"Menurut Kabid tangkap DKP, penarikan kapal karena suruhan Lala, ponakan ibu gub,"ujar Muhammad sambil menjelaskan, SMS Kabid Tangkap DKK Malut dari Lala untuk segera menarik kapal tersebut.
"Ada urusan apa, ponakan ibu gubernur campur kerja di dinas," tanya Muhammad Fuad.
Dia menjelaskan, kapal Mina Maritim 144, diterima pada tahun 2015, namun pihaknya hanya menerim Kapal saja. Padahal lanjut dia, harusnya KUB Singgalang menerima kapal bersama anggaran lainnya sebesar Rp70 juta.
"Kami harus mendapat anggaran untuk dana dokumentasi kapal dan perijinan, sea trial, dising trust, biaya pengiriman dan asuransi kapal serta biaya operasional satu kali melaut dengan total Rp70 juta, tapi anggaran itu kami tidak terima," terangnya.
Dia menambahkan, dalam surat penarikan kapal dicatat jika kapal tersebut dipindah tangankan. Alasannya sangat tidak benar. "Alasannya kalau saya belum membayar Surat Ijin Penangkapan Ijin (Sipi), tapi sejumlah kapal lain juga tidak membayar SIPI, namun kapal mereka tidak ditarik," terangnya.
Sementara itu, Kadis DKP Provinsi Malut Buyung Radjilun membenarkan adanya penarikan kapal tersebut. "Kami sudah buat surat peringatan sebanyak tiga kali sehingga kami ambil langkah untuk menarik kapal tersebut.
Pernyataan Buyung Radjilon itu dibantaholh Muhammad Fuad. Kata dia, apa yang dikatakan Kadis DKP Provinsi Malut itu tidak benar. "Selama ini kami tidak pernah menerima surat peringatan, coba buktikan suratnya," tantang dia.
Sementara Kabid Tangkap DKP Malut hingga berita ini dipublish, belum dapat dikonfirmasi. Saat dihubungi wartawan melalui telepon selularnya, nomor handphonenya tidak aktif, SMS yang dikirim wartawan juga tidak dibalas.
(red)