JAILOLO , OT - Warga Kecamatan Loloda dan Kecamatan Ibu, akhirnya bisa menikmati listrik 24 jam.
Sebelumnya, listrik di dua kecamatan tersebut hanya beroperasi 12 jam (jam 6 sore sampai jam 6 pagi). Kini kedua kecamatan tersebut sudah bisa menikmati listrik 24 jam.
Seremoni peresmian pola operasi listrik dari 12 jam ke 24 jam untuk kecamatan ini ditandai dengan pemukulan dolo-dolo oleh Wakil Gubernut Malut Ir. M Natsir, Bupati Halbar Danny Missy, Manager PT PLN (Persero) Area Sofifi, Wilayah Halmahera dan Morotai, Aji Lesmana dan Sekda Halbar Syahril Abdurradjak yang pusatkan di gedung pertemuan Kedi, Loloda, minggu (17/12/2017).
Wagub Malut, Ir M. Natsir, disela-sela acara tersebut mengatakan, peresmian pola operasi listrik di Kecamatan Loloda dan Ibu ini, merupakan salah satu program pemerintah pusat yakni program Indonesia terang.
"Kita yang di daerah wajib mendukung dan menyukseskan, untuk percepatan pembangunan di bidang listrik, agar generasi muda bisa menikmatinya," kata Natsir, sembari memuji kinerja Bupati Halbar Danny Missy, yang selalu intens melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Malut dalam melaksanakan pembangunan di Halbar, meski Bupati sendiri memiliki akses ke pusat.
Sementara, Bupati Halbar, Danny Missy, dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT PLN yang telah menyediakan layanan listrik 24 jam bagi warga Halbar, khususnya Kedi dan sekitarnya.
Dia juga berjanji akan mempercepat pembangunan akses jalan ke Desa-desa dalam wilayah Kecamatan Loloda, sehingga listrik juga bisa masuk ke Desa-desa yang belum tersentuh listrik.
"Sudah 72 tahun Negara Indonesia merdeka, akhirnya warga Loloda bisa menikmati listrik 24 jam, namun secara nasional Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga, dalam urusan memberikan layanan dasar bagi warga seperti listrik air bersih, pendidikan, kesehatan dan lain-lain," ungkap Danny.
Ditempat yang sama Manager PT PLN (Persero) Area Sofifi, Wilayah Halmahera dan Morotai, Aji Lesmana, mengatakan, tahun 2017 ini ada 26 desa yang dilayani PLN untuk mengalirkan listrik ke rumah-rumah warga.
"Ini tugas dan tanggung jawab kita bersama, oleh karena itu, kami sangat berterima kasih kepada Pemprov Malut dan Pemkab Halbar atas dorongannya, mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.
Disisi lain, warga Loloda sebagai pelanggan PLN sangat mendukung program tersebut, namun, mereka mengeluhkan biaya listrik prabayar menggunakan pulsa elektrik sangat mahal jika dibandingkan dengan tagihan listrik yang menggunakan meteran manual.
"Dulu sebelum pulasa elektrik, kami hanya membayar 30-40 ribu per bulan, sekarang 100- 200 ribu per bulan," aku Marten, salah satu warga Kedi.
(red)