HALBAR, OT - Untuk menyingkronkan perencaan program kerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat (Halbar), Bupati James Uang melakukan konsultasi ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Maluku Utara (Malut) di Ternate.
Dalam konsultasi program fisik tahun 2022-2024 di BWS Malut pada Jumat (2/7/2021) kemarin, orang nomor satu di jajaran Pemkab Halbar itu, menyertakan Kadis PU-PR Halbar, Abubakar A. Rajak dan Kadispar Fenny Kiat
Bupati James berharap apa telah dibicarakan, dapat diakomodir kedepan nanti. Dikatakan Bupati, setelah pertemuan ini, pihaknya bersama BWS kembali menjadwalkan pertemuan lanjutan di kantor Bupati Halbar, guna membahas finalisasi program-program kegiatan.
"Program fisik disingkronisasi antara lain Irigasi, normalisasi sungai dan beberapa jenis kegiatan lainnya," kata Bupati usai pertemuan.
Dalam kesempat tersebut Kadis PUPR Kabupaten Halbar, Abubakar A Rajak menyempaikan, terpenting, kegitan Sumber Daya Alam (SDM) ada di Halbar, ditangani langsung oleh BWS agar jangan menurun sehingga itu jika dibolehkan, terget program itu terus naik.
"Teman-teman di BWS membuat usulan kegiatan 2024, hanya saja belum fainal dan tergantung keputusan pusat. Halbar kedepan bisa didatangi program-program unggulan dari BWS. September nanti dipastikan sinkronisasi kegiatan sudah selesai, dan pusat segera menyetujui, karena ini adalah harapan besar bagi masyarakat Halbar, agar kegiatan bisa berhasil," jelasnya
Sementara Kadis Parawisata Halbar, Fenny Kiat menyampaikan, berdasarkan penjelasan dari BWS wilayah Kabupaten Halbar memiliki potensi banjir yang sangat tinggi.
Hal ini disebabkan adanya aliran sungai Lako Akelamo, sehingga kedepan, kawasan sungai Akelamo akan dikembangkan oleh pigak BWS bersama pemerintah daerah untuk menunjang sektor pariwisata.
Kata Fenny nanti Lako Akelamo itu, ada bantuan dari APBN, untuk renovasi benteng Saboga, karena kedepan kita akan membuat paket parawisata terintergrasi.
"Minat orang ke musim dan benteng saat ini sangat rendah, kita akan mencoba membuat satu sensasi yang berbeda, diantaranya menyusuri mangrove Desa Gamtala, "nanti, orang berwisata itu sambil naik perahu, susuri mangrov ke lokasinya langsung nyambung ke lokasi Lako Akelamo dan tiba di Benteng Saboga," tuturnya.
" Ini harus diseriusi, karena ada potensi luapan air sungai dan luapan banjir yang akan sewaktu-waktu bisa terjadi, dan jangan sampai kedepan program parawisata berjalan, kemudian ini menjadi permasalahan, menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan jika sementara menyusuri sungai kemudian terjadi luapan air. Sehingga saya dalam rapat meminta hal ini menjadi piotias BWS kedepan,"ungkapnya
Tidak hanya itu Fenny juga mengungkapkan, potensi wisata lainnya di wilayah Halbar, juga dipaparkan menjadi bagian dari singkronisasi program bersama pihak BWS, terdiri dari Talaga Rano, Talaga Todoke, Tabaru dan Takuoko.
"Sehingga ini mudah-mudahan menjadi pioritas, karena pihak BSW mengaku sambil dilakukan pembangunan bendungan dan draenasi, juga dilakukan program bangun taman untuk menunjang parawisata," tutup Fenny.
(deko)