HALBAR, OT - Proyek Pamsimas yang dikerjakan melalui Balai Cipta Karya Provinsi Maluku Utara (Malut) dengan nilai anggaran sebesar Rp. 200 juta di tiga desa di Kecamatan Jailolo Selatan (Jalsel) yakni desa Toniku, Tewe dan desa Braha, disoroti wakil rakyat Halmahera Barat (Halbar).
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Halbar, Mahdin Husen menilai, pengadaan bahan proyek (pipa-red) air bersih tidak berdasarkan kebutuhan warga ketiga Desa, sehingga pipa yang telah dibelanjakan pihak pendamping proyek air birsih itu di biarkan begitu saja alias mubajir
"Pipa di bawa banyak sekali tidak bisa digunakan, kami tidak tahu para pendamping perhitungannya bagaimana, sehingga anggarannya dipakai beli pipa semua,"ungkap Mahdin Husen Minggu (10/11/2019).
Politisi PKS ini juga mengaku tidak mengetahui kelanjutan proyek ini, "hasil peninjauan di lapangan, terlihat amburadul proyek Cipta Karya ini, selain itu pipa yang sudah yang mereka (pendamping-red) belanjakan yaitu pipa satu inci dan dua inci padahal pipa itu tidak bisa digunakan, ini 'kan aneh sementara kebutuhan air bersih ketiga desa (Dodinga, Tewe dan Braha) sangat mendesak," cecar Husen.
Dia juga menyayangkan sikap pendamping yang terkesan tergesa-gesa membuat proyek ini, "belum kerja sudah belanja pipa duluan, tiba-tiba mereka bawa datang pipa, katanya sudah beli, jadi anggaran cair mereka pakai bayar pipa, kegiatan ini kan program sowakelola jadi harus sesuai kebutuhan masyarakat, bukan keinginan pendamping," sesalnya.
"Kami meminta kepala Balai Cipta Karya untuk menegur dan mengevaluasi pendamping atau pelaksana lapangan program air bersih ini, karena pipa mereka beli tidak bisa dipakai masyarakat," cetusnya. (deko)
Reporter: Hasarudin Harun
BERITA TERKAIT
TERPOPULER
LOKAL