Home / Budaya

Upacara Sakral Tandai Pembukaan Hari Jadi Tidore Ke- 911

12 April 2019
Jojau saat menerima teks borero gosimo

TIDORE, OT- Upacara puncak peringatan Hari jadi Tidore ke 911 Tahun 2019 berlangsung lancar dan khidmat.

Setelah sepekan sebelumnya Kota Tidore Kepulauan diwarnai dengan sejumlah kegiatan adat, Jumat (12/4/2019) bertempat Sonyine Salaka Kedaton Kie Kesultanan Tidore. Seluruh rangkaian kegiatan budaya Festival Tidore mencapai puncaknya dengan dilaksanakan Upacara Puncak yang berlangsung khidmat dan sakral. Upacara itu dipimpin oleh Jojau Kesultanan Tidore M. Amin Faruk,

Upacara diawali dengan pembacaan Sejarah Singkat Hari Jadi Tidore oleh Ngofa Sedano Soa Romtoha Tomayou, Syofyan Saraha, yang juga salah satu pejabat di lingkup Kota Tidore.

Inspektur Upacara saat memasuki lapangan upacara diiringi tarian Soya-soya Seli. Komandan upacara kemudian menyampaikan laporan bahwa upacara segera dimulai, keduanya menggunakan bahasa Tidore.

Selanjutnya Paji Buldan Tidore, Pataka Rau Parada, yang dibawakan oleh pasukan adat memasuki lapangan upacara dan mengambil posisi di tengah-tengah lapangan upacara dalam formasi barisan diiringi alunan musik Rababu, Tifa dan Gong. 

Jojau Kesultanan Tidore M. Amin Faruk menyampaikan Borero Gosimo (amanat leluhur) terdapat dalam penggalan kalimat Borero Gosimo ”Ngone na ahu se gogahu, rejeki se rahmati, sone se ahu, ge jou madubo, jou allah ta‘ala yo atur sefato. No sogewa-gewa ni tabalai se tabareko, la sojud se malahi te jou allah ta’ala…” Yang artinya, hidup dan kehidupan, rejeki dan rahmat, mati dan hidup adalah restu dan izin Allah SWT. Biarpun kalian berada pada kesibukan dunia yang amat sangat, usahakan sedapat mungkin luangkan waktu bersujud kepada Allah SWT.

suasana menjadi haru, para tamu undangan dan masyarakat yang hadir turut mendengar dan menyimak secara seksama amanat leluhur yang syarat makna tersebut. Upacara ditutup dengan kembalinya Paji Buldan Tidore, Pataka Rau Parada yang dibawakan oleh pasukan adat ke posisi awal di daerah persiapan.

Usai pelaksanaan upacara, Sultan Tidore Husain Sjah berkesempatan hadir menyapa tamu undangan walaupun dalam keadaan sakit seraya menitipkan pesan bahwa amanat yang telah disampaikan dalam borero gosimo harus dijaga dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Sultan Tidore juga mendoakan seluruh masyarakat Moloku Kie Raha secara umum dan Tidore secara khusus agar masyarakatnya selalu dalam keadaan damai dan sejahtera.

Sementara, Wali Kota Tidore Ali Ibrahim mengatakan, momentum kebangkitan budaya Tidore untuk tetap eksis dan hidup sebagai bagian dari kebudayaan Nusantara juga sebagai masyarakat berbudaya bahari harus terus melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan nilai-nilai lokal, dimana para leluhur masyarakat Tidore membangun peradaban sebagai bangsa yang pernah menguasai lautan dan mengandalkan laut menyandarkan kehidupan.

Wali Kota mengajak, Kesultanan untuk bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam upaya menjaga dan melestarikan kearifan lokal di masa datang, sekaligus juga mengingatkan bahwa pada bulan Juni mendatang, Tidore akan menjadi tuan rumah pertemuan Global Kota-kota Maggelan (GNMC) ke 10.

Kata dia, dalam pertemuan tersebut akan dihadiri oleh 22 wali kota dari 13 Negara yang pernah disinggahi Maggelan Elcano, lalu pada tahun 2021 mendatang, Tidore juga akan menjadi pusat kegiatan Sail Tidore yang merupakan peringatan 500 tahun Napak Tilas Maggelans-Elcano.

”Momentum ini dapat memberikan pencerahan kepada dunia internasional mengenai peran sentral Moloku Kie Raha dan Indonesia sebagai sumber rempah-rempah terbaik di dunia," tutur dia.

Turut hadir dalam upacara itu, Walikota Ternate, Sultan Jailolo, Perwakilan Sultan Ternate, Pejabat perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi dan Kota Tidore, Sejumlah Pimpinan OPD lingkup Pemerintah Kota Tidore, Bobato Kesultan Tidore dan warga masyarakat yang terlihat antusias menghadiri Perayaan Hari Jadi Tidore ke 911 lengkap dengan baju adat.(Ryn)


Reporter: M. Ar Rayyan

BERITA TERKAIT