Home / Ekonomi / Bisnis

Kepala Perwakilan BI Malut: Provinsi Malut Harusnya Sudah Ada Pabrik Pengolahan Kelapa

18 Desember 2018
Dwi Tugas Waluyanto

TERNATE, OT- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Utara, Dwi Tugas Waluyanto mengatakan, berdasarkan hasil kajian BI satu-satunya kunci mengatasi masalah kelapa di daerah ini harus terealisasi.

“Kita sudah bicara mengenai harga kelapa, maka satu-satunya kunci mengatasi masalah kelapa ini segera direalisasi karena masalah kelapa itu tidak bisa dihindari,” kata Dwi usai Pertemuan Tahunan BI, Selasa (18/12/2018).

Untuk itu, kata dia, harusnya di provinsi Maluku Utara ada pabrik pengolahan kelapa karena dari hasil kajian BI, kelapa bisa diolah menjadi tepung sehingga nilainya bertambah 7 kali lipat. "Nanti masyarakat kelola kelapanya ke pabrik yang ada di Malut dengan harga relatif akan stabil,” ujarnya.

Sementara pihak pbrik sendiri, kata Dwi, mengolahnya menjadi tepung kelapa kemudian airnya jadi nata de coco, serabutnya jadi jok atau tali kemudian tempurungnya jadi triplek sehingga semuanya tidak ada yang terbuang.

“Kalau sudah jadi tepung, saya yakin nilai tambah bagi hasil Provinsi juga akan tinggi. Bahkan kalau jadi tepung ekspor juga akan lebih mudah, dari pada sekarang ekspor ke Manado atau ke daerah lain masih dalam bentuk kopra, dan butuh kontainer. Tapi jika dalam bentuk tepung akan lebih kecil dan mudah diekspor,” jelas Dwi.

Menurut dia, pemerintah harus menyiapakan karpet merah untuk investor. “Yang dimaksud dengan karpet merah adalah aturan yang tidak memberatkan dan ada kepastian hukum,” katanya.

Dwi menambahkan, saat ini momentum harga kopra turun maka petani kopra bergerak, maka saatnya pemerintah mengundang investor, karena kalau masyarakat memulai sendiri anggaran dari mana sementara investor cukup banyak.

 (tika)


Reporter: Sartika M. Bodja

BERITA TERKAIT