TERNATE, OT - Kota Ternate merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam kategori daerah merapi, gempa dan pulau kecil.
Konsekuensi penataan ruang yang tidak tepat berdampak pada bencana antropogenik atau bencana akibat perbuatan manusia.
Dalam debat terbuka pertama calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ternate, yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Ternate, salah satu isu yang diangkat yakni adaptasi perubahan iklim dan strategi mitigasi kebencanaan yang akan dilakukan akibat pemanfaatan ruang yang tidak tepat.
Calon Wali Kota nomor urut 2, Dr M Tauhid Soleman saat menjawab pernyataan moderator menyatakan, di masa kepemimpinannya selama 3 tahun 5 bulan, tata ruang Kota Ternate sudah dituangkan dalam RPJMD, sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian tata ruang.
Salah satu problem kota adalah pertumbuhan zona pemikiman atau kawasan pemukiman baru, sehingga dibutuhkan penyesuaian tata ruang dengan pertimbangan banyak hal. “Kita belajar banyak bagaimana tata ruang disalahgunakan, sehingga masalah tata ruang harus betul-betul dilakukan penataan sedemikian rupa agar tidak berdampak negatif terhadap masyarakat,” jawabannya.
Calon Wali Kota petahana itu menyebutkan, revitalisasi kembali konsep tata ruang perlu dilakukan, sebab jika ini tidak dilakukan maka akan berdampak pada bencana berikutnya, sebab bencana merupakan masalah untuk semua.
“Kita semua harus siap siaga terhadap perubahan iklim yang akan terjadi,” pungkas Tauhid.
(fight)
