Home / Opini

Satu Peradaban di Tambang

Oleh : Ahlan Mukhtari Soamole
29 Oktober 2022
Ahlan Mukhtari Soamole

    Peradaban merupakan corak keunggulan kerap ditampilkan, menumbuhkan, menonjolkan entitas peradaban, merupakan suatu nilai tertinggi dari kebudayaan.

Pada abad 21 suatu peradaban menonjol secara ekstensif, peradaban Cina dengan ‘genggaman’ budaya amat kuat, budaya telah terkristalisasi dalam pikiran, menjejaki setiap tindakan-tindakan secara politik maupun ekonomi.

Cina telah melewati begitu banyak konfrontasi sejak dinasti hingga konfrontasi moderen antara Cina-AS, hina dengan keleluasan peradaban. Dan kebudayaan menunjukan suatu kemajuan manusia dalam konsistensi, kesadaran kolektif meletakkan budaya sebagai corak stimulus menegakkan negara secara superpower.

Menurut Quigley melihat peradaban-peradaban berkembang melalui tujuh tahapan, percampuran, pergerakan, perluasan, masa konflik, kekuasaan universal, keruntuhan dan invasi (Samuel P Hungtinton, 1996).

Alih-alih proses pembangunan ekonomi, kemajuan negara, Cina memperluas ekspansi berbagai hasil teknologi, kebudayaan menciptakan kesinambungan dapat memberikan keterancaman bagi AS, prinsip hasil teknologi sebagai corak peradaban dan budaya berkaitan suatu kedisplinan.

Pemaknaan atas modernitas, pola pikir tindak telah terbukti pada paroh abad 21 peradaban Cina amat kuat berkembang pesat, Cina menguasai sumber daya alam pertambangan, kosntruksi pembangunan, ekonomi politik seyogyanya menunjukan Cina merupakan suatu negara dengan kekuatan besar mampu menghadapi segala keterancaman.

Peradaban Cina tak saja melekat kebudayaan, bahasa, tulisan melainkan suatu spirit bekerja dengan kesadaran autentik. Bekerja penuh ketekunan, disiplim, budaya penghormatan pada atasan atau pimpinan merupakan suatu komitmen kerja sama. Dan proses pembawaan diri menuju kemajuan. Cina hingga saat ini menjadi negara adidaya dunia memiliki kekuatan pada aspek ekonomi, politik menjadi lawan daripada AS.

Kekuasaan Pertambangan

    Berbagai upaya Cina untuk membangun kekuatan itu pemerintah Cina, pemodal melakukan ekspansi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Beberapa sumber daya manusia Cina dibekali, difungsikan ikut serta proses percepatan pembangunan termasuk pemanfaatan tenaga kerja Cina di Indonesia banyak terlibat dalam pekerjaan pertambangan disebut sebagai tenaga kerja asing, nampaknya upaya-upaya mendistribusikan sumber daya manusia (Cina) pilihan utama dalam mempercepat ekspansi kekuasaan ekonomi dimiliki Cina.

Hal ini tentu berlanjut suatu perang ekonomi dengan AS, pada gilirannya menuntut kreatifitas karya-karya besar kedua negara selain daripada mengandalkan aspek militer tentara, peralatan senjata nuklir.

Cina dengan kemampuan teknis, ekonomi mampu membangun proyek-proyek  besar sebagaimana (smelter) pengolahan barang tambang dalam tempo waktu cepat.

Pembangunan dan pertambangan nampak bercorak pada modernisme, alih-alih ‘iklim’ budaya Cina mengenal satu masyarakat sosialis namun pada kenyataan kreatiftas, globalisasi dipernakan oleh Cina merupakan suatu titik balik (turning point) modernisme dan kapitalisme baru cenderung sosialis oleh Cina.

Meyongsong perubahan adalah upaya rekonstuksi membutuhkan sikap, pengabdian, keyakinan untuk mendorong pembangunan menuju negara adil, makmur, setidaknya pada saat ini, kita dapat mempelajari suatu spirit progresif pemerintah Cina atau negara Cina mengedepankan kemajuan dengan memperhatikan segala aspek dampak sosial kebijakan, ekonomi dan teknis sehingga suatu peradaban maju dapat diambil nilai pelayanannya meletakkan kemajuan semua budaya, peradaban unggul dari ketertinggalan.

*Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah Pegiat Pertambangan)

 (penulis)


Reporter: Penulis
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT