Ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2024 tumbuh sebesar 5,11% (yoy). Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan pertama di tahun ini adalah yang paling tertinggi sejak tahun 2019. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1 tahun 2024 ditopang oleh fenomena tahunan seperti momentum pemilu, ramadhan dan lebaran. Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya kenaikan permintaan domestik khususnya pada komponen konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,91% (yoy) seiring dengan pelaksaan pemilu 2024, hari libur nasional, dan cuti bersama serta konsumsi pemerintah yang melesat sebesar 19,90% (yoy) yang di dorong oleh belanja barang dan belanja pegawai seperti pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan insentif-insentif lainnya.
Dalam membaca trend pertumbuhan ekonomi Indonesia yang naik sebasar 5,11% pada Q1 di tahun 2024 menurut kami ini adalah hal yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, dengan dua memontum besar di atas yakni ramadhan dan pemilu yang secara bersamaan terjadi pada kuartal pertama tahun ini, seharusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih tinggi lagi melewati angka 5,11%. Menurut kami, ada beberapa hal yang harus di catat oleh pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal berikutnya. Hal-hal yang perlu di boosting dan menjadi perhatian pemerintah kedepan adalah sektor privat, deregulasi pasar yang kompetitif, deregulasi utilitas, NIB bagi UMKM, dan industri-industri yang berorientasi pada ekspor.
Sudah saatnya perekonomian kita di topang oleh sektor privat dan tidak bisa lagi mengandalkan atau berbasis pada konsumsi yang di khawatirkan akan terjadi penurunan daya beli masyarakat pada kuartal II dan III 2024 akibat kenaikan suku bunga. Ditambah lagi pemerintah hanya memiliki ruang fiskal yang begitu terbatas ditandai dengan defisit fiskal yakni sebesar Rp 522,8 triliun. Memang secara aktual bahwa tidak ada satu pun negara yang menyerahkan seluruh kegiatan ekonominya pada sektor swasta, bahkan negara se-liberal seperti amerika pun pemerintahanya turut terlibat baik sebagai aktor atau regulator untuk melakukan intervensi demi terwujudnya kepentingan publik. Namun, sektor swasta memiliki peran penting dalam meningkatkan ekonomi negara seperti meningkatkan penerimaan devisa, penerimaan pajak, aktivitas produksi, menyerap tenaga kerja dan lain-lain. Berdasarkan peran sektor swasta inilah maka pemerintah seharusnya melakukan deregulasi yang berorientasi pada pertumbuhan dan pemerataan serta pemberian insentif-insentif baik fiskal maupun moneter yang tepat sasaran bagi sektor swasta di Indonesia.
Kami juga menilai program transformasi ekonomi ala presiden Joko Widodo yakni optimalisasi hililirisasi sumber daya alam belum berjalan dengan maksimal pada kuartal pertama tahun ini, khususnya mengatasi masalah pengangguran. kami menilai bahwa program hilirisasi sumber daya alam hanya terfokus pada sektor pertambangan dan sektor mineral. Menurut kami, sektor ini adalah sektor-sektor yang diisi oleh para pelaku atau aktor ekonomi kelas elit saja dan hanya sedikit melibatkan para aktor atau pelaku ekonomi domestik. Ditambah lagi penyerapan tenaga kerja untuk mengatasi masalah pengangguran juga belum optimal dengan adanya program hilirisasi di kuartal pertama tahun 2024 yang seharusnya banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia. Kami berharap pemerintah dengan program hilirisasinya dapat meningkatkan penyerapan tenega kerja dan berfokus juga pada hilirisasi di sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan sektor peternakan. Dimana, pada sektor ini banyak sekali para pelaku ekonomi domestik yang terlibat dan tingkat penyerapan tenaga kerja juga tak kalah tinggi dengan sektor pertambangan dan mineral.
Bagi kami, pemerintah sekarang maupun yang akan datang memiliki tantangan besar pada kuartal-kuartal berikutnya. Untuk sampai pada kesimpulan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2024 semu atau nyata? kita baru dapat menilai ketika masuk pada kuartal berikutnya. Apakah pertumbuhan ini sustain atau sebaliknya?. Tantangan lainnya adalah Indonesia juga harus melakukan lompatan besar untuk keluar dari middle income trap. Menurut kami, setidaknya ada tiga masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia saat ini yaitu pengangguran, kemiskinan, dan gini ratio. Tiga masalah utama ini seharusnya menjadi fokus dan perhatian pemerintah untuk menyelamatkan perekonomian ditengah isu resesi yang dihadapi oleh banyak negara.
Belajar dari Irlandia yang menjadi negara terkaya di uni eropa setelah Luxemburg. Irlandia berhasil melakukan lompatan besar kedepan dengan melakukan pembangunan dan pembaharuan atas pemerintahan. Dalam pembangunan, hal yang dilakukan oleh Irlandia adalah pemerintah, serikat dagang utama, para petani dan industrialis duduk bersama-sama dan menyetujui program penghematan fiskal, momotong pajak perusahaan yang sangat jauh dibawah negara-negara Eropa lainnya, tingkat gaji dan harga yang moderat, dan secara agresif mencari penanaman modal asing. Irlandia mengajarkan kepada kita bahwa peran yang dimainkan oleh pemerintah dalam meningkatkan perekonomian adalah peran komplementer. Artinya, pemerintah tidak bisa berdiri sendiri harus ada sinergitas dan keterlibatan dengan para pelaku ekonomi lainnya dalam menyelesaikan masalah ekonomi.
Penulis, : Alumni MBA Program Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
(penulis)