Home / Berita / kesehatan

Tim Percepatan Penanganan Penurunan Stunting Tidore Mulai Bekerja

22 Agustus 2022
Pertemuan Tim Stunting Kota Tidore

TIDORE, OT- Setelah dibentuk Tim Percepatan Penanganan Penurunan Stunting di Kota Tidore Kepulauan, Tim tersebut telah melakukan action dalam penanganan Stunting di Kota Tidore, sehingga dalam aksi tersebut dilakukan pertemuan terkait dengan penyampaian hasil pengkajian audit kasus stunting yang dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan Muhammad Sinen yang juga selaku ketua TPPS Kota Tidore Kepulauan di Aula Dinas Kesehatan Kota Tidore, Senin (22/8/2022).

Dalam pertemuan tersebut, Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan Muhammad Sinen mengatan, persoalan stunting ini merupakan persoalan nasional sehingga berbicara dalam penanganan stunting butuh keseriusan dari semua pihak baik TPPS, dinas terkait maupun kerjasama antara tim dengan masyarakat.

"Bicara mengatasi stunting bukan hanya kita berbicara pola asuh namun berawal dari pasangan yang mau menikah dari 0 hingga melahirkan itu sudah harus diantisipasi oleh para pendamping TPPS tersebut, sehingga kita butuh sosialisasi yang serius kepada masyarakat agar mereka juga dapat memahami dan bertanggung jawab agar langkah-langkah yang harus mereka ambil dalam mengatasi masalah stunting ini dari awal,” kata dia.

Katua TPPS Kota Tidore ini juga menegaskan, dalam penanganan stunting jangan dijadikan sebagai keinginan untuk bagaimana agar stunting di Kota Tidore ini dapat mencapai angka 0% di Tahun 2024 akan tetapi jadikan penanganan stunting ini sebagai hobi sehingga apa yang dilakukan yang diawali dengan hobi maka akan mendapatkan hasil yang maksimal.

“Jangan jadikan tugas kita sebagai tim penanganan stunting ini sebagai keinginan karena keinginan sewaktu- waktu akan berubah namun jadikanlkah sebagai hobi agar apa yang dilakukan itu meskipun santai namun pasti dalam mendapatkan hasil yang diinginkan bersama bahwa kedepan Kota Tidore bebas dari stunting atau target 2024 stunting dikota Tidore mencapai zero stunting, Insya Allah dengan kerja keras kita semua apa yang menjadi target kedepan dapat tercapai dengan baik,” tegas Muhammad Sinen.

Wakil Wali Kota juga meminta, agar data yang berkaitan dengan orang- orang yang terdeteksi atau dinyatakan stunting harus benar- benar valid, Tim penanganan stunting maupun dinas kesehatan harus sistemnya menjembut bola.

“Karena kita kerja dalam penanganan stunting ini demi banyak orang, untuk itu mari sama-sama kita tingkatkan lagi sosialisasi kepada masyarakat karena semua ibni demi kepentingan masyarakat Kota Tidore, jangan pernah tinggalkan air mata untuk rakyat namun kita harus meninggalkan mata air untuk rakyat Kota Tidore,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama juga, Kepala Dinas Pengendalian penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan, dan Perlindungan Anak Abdul Rasyid Abd Latif berharap agar data yang disiapkan harus benar-benar valid sehingga data stunting yang disajikan data yang matang untuk bisa mengambil langkah intervensi tepat pada sasarannya.

“Dalam proses pelaksanaan penurunan stunting diharapkan agar tingkatkan lagi kinerja yang dilakukan oleh tim sehingga apa yang menjadi harapan Wali Kota, Wakil Wali Kota dan semua pihak dapat terwujud dengan cara kita lebih giat lagi dalam mensosialisasikan kepada masyarakat karena dalam rangka percepatan penurunan stunting ini kita tidak bisa ambil langkah dari hilirnya namun kita harus mulai dari hulu kita lakukan penanganan maka pada hilir nantinya kita dapat memperoleh hasil yang memuaskan kedepan,” harap Abd Rasyid

Sementara, Tim Pakar stunting dr. Fadila mengatakan, dari lima puskesmas yang ada didataran pulau Tidore masing- masing Puskesmas Rum, Ome, Tomalou, Soasio dan Tosa sehingga dari lima puskesmas ini terdapat 15 pasien anak yang diserahkan dari masing- masing puskesmas.

“Saya menerima 15 pasien anak yang dilakukan audit stunting terdapat delapan anak yang mengalami stunting, sehingga factor yang ditemukan oleh masing-masing anak tersebut terdapat factor resiko Ibu, resiko pekerjaan orang tua yang tidak jelas dapat mempengaruhi factor ekonomio, pola asuh serta bayi berat lahir rendah, bayi tidak mendapatkan ASI eksklutif dan lain sebagainya sehingga ini akan dilakukan intervensi dalam memberikan edukasi dari puskesmas setempat untuk mendatangkan langsung pada pasien anak yang mengalami stunting sehingga dilakukan edukasi yang lebih baik selain itu juga terdapat empat kasus Ibu Hamil dari 30 pasien ibu hamil yang diberikan kepada tim pakar untuk dilakukan audit,” kata dr. Fadila

Selain itu, Tim Pendamping Stunting Asria R Lino menyatakan, merasa bangga kepada para tim Pakar maupun TPPS Kota Tidore karena sejauh ini dari kerja yang dilakukan di Kota Tidore sangat rapi meski terdapat sedikit keterlambatannamun semua terlihat ontrek dengan pekerjaan yang tidak ingin terlihat cepat selesai dan terlihat tidak terlalu banyak data yang ditampilkan namun pekerjaan dalam penurunan stunting berjalan sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam juknis penanganan stunting.

“Terdapat delapan kasus untuk anak dan empat kasus untuk ibu hamil, untuk itu mari sama-sama kita berdiskusi terkait dengan rencana tindak lanjut yang nantinya dilakukan oleh tim penanganan penurunan stunting di Kota Tidore dalam menentukan rencana yang dilakukan sebagai tata laksana untuk pasien yang sudah terkorfirmasi untuk dilakukan audit oleh tim pakar stunting, agar tim audit ini juga dapat bersinergi dengan TPPS karena TPPS juga memiliki dua bidang yang sangat berperan penting dalam pengaudit yang dilakukan yakni bidang perubahan perilaku dan tim intervensi sensitive,”kata Riri sapaan akrabnya.(Ryn)


Reporter: M. Ar Rayyan
Editor: Fauzan Azzam

BERITA TERKAIT