TERNATE, OT - Puluhan warga Kelurahan Tobololo, Kecamatan Ternate Barat, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) dilarikan ke Puskesmas dan Rumah Sakit menyusul gejala muntaber secara serentak.
Dugaan sementara gejala muntaber yang diderita puluhan warga Tobololo akibat keracunan usai mengkonsumsi nasi kuning pada salah satu acara syukuran warga setempat.
Informasi yang dihimpun indotimur.com menyebutkan, warga yang diduga keracunan ini terdiri dari anak-anak usia 1 tahun keatas, orang dewasa hingga lansia.
Peristiwa dugaan keracunan itu dibenarkan Camat Ternate Barat, Hamid Hi Muhammad, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan termasuk indotimur.com pada Minggu, (19/2/2023).
Camat mengatakan, dugaan keracunan itu terjadi sejak Jumat, (17/2/2023) malam, setelah warga setempat mengonsumsi makanan di acara syukuran di salah satu rumah warga Kelurahan Tobololo.
Akan tetapi, kata dia, pihak pemerintah kecamatan dan puskesmas setempat baru mengetahui dugaan keracunan ini pada Minggu, (19/2/2023) setelah puluhan warga mengalami gejalah muntaber secara bersamaan.
Hamid menjelaskan, beberapa anak sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
"Sekarang ini ada beberapa anak sudah dibawa ke rumah sakit. Dan saat ini saya bersama ibu Kapus (Kepala Puskesmas) sedang melakukan penanganan cepat dengan menyisir ke rumah warga yang mengalami muntaber," ucap Hamid.
Kepala Puskesmas Sulamadaha, Radiatul Adawiyah menambahkan, berdasarkan penanganan cepat pihaknya telah mendata sekitar 25 orang yang mengalami gejala muntaber.
Berdasarkan pendataan sementara, ke-25 warga ini diketahui mengonsumsi makanan nasi kuning dengan lauk tempe, tahu dan mie hun di tempat syukuran.
Meskipun begitu, Raidatul mengaku, belum bisa memastikan apakah dugaan keracunan itu berasal dari santapan syukuran tersebut.
"Iya soalnya belum ada hasil uji sampel selain itu, makanan yang akan diuji juga sampelnya sudah tidak ditemukan," terangnya.
Dia menuturkan, puluhan warga yang mengalami gejala muntaber berusia 1 tahun ke atas hingga lansia.
"Data sementara ini diperkirakan akan bertambah, karena pihak puskesmas dan kecamatan masih terus menulusuri," tandasnya mengakhiri.
(ier)