LABUHA, OT - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di Bacan ibukota Kabupaten Halmahera Selatan yang mengakibatkan antrian panjang sejak dua hari terakhir berakibat fatal bagi para pengendara roda dua dan roda empat di daerah tersebut.
Pasalnya, SPBU Labuha yang melayani pengisian bahan bakar bensin maupun petralite untuk kendaraan roda dua dan empat, diduga sudah tercampur minyak tanah.
Akibatnya, sejumlah warga Bacan yang terlanjur membeli BBM, memilih untuk mengembalikan semua jenis BBM baik bensin dan petralite yang sudah dibelinya di SPBU Labuha.
"Kami harus pulangkan, karena motor kami pemuh dengan asap, bahkan ada yang sudah masuk bengkel, gara-gara minyak tetcampur," cecar Muslim salah satu pengendara roda dua saat ditemui di lokasi SPBU Labuha, Sabtu,(7/12/2019).
Dia bersama sejumlah masyarakat lainnya, meminta agar, pihak SPBU mengeluarkan minyak bemsin dan petralite di tengki SPBU dan mengantinya, karena mereka sudah terlanjur membayar.
"Kami minta ganti, karena ini kami beli, bukan kami minta," ujar Muslim kepada salah satu karyawan SPBU.
Dia mengaku tidak mengatahui penyebab BBM tercampur. "Tidak tau, kesalahan ada di SPBU atau Pertamina, yang jelas, BBM dibeli di SPBU Labuha, bahkan harus antri berjam-jam, namun hasilnya malah merugikan," cecarnya.
Muslim mengaku, untuk mendapatkan BBM, dia harus antri selama 5 jam, namun yang diperoleh bukan bensin murni, tetapi sudah tercampur minyak tanah.
"Saya dari jam 4 sore hingga jam 9 malam baru dapat minyak, melalui antrian panjang, namun hasilnya malah fatal, karena semua tercampur minyak tanah," kesalnya.
Hingga berita ini dipublish, belum ada keterangan resmi dari pihak Pertamina atau PT Babang Raya selaku penyalur BBM di wilayah Halmahera Selatan, terkait kelangkaan BBM mapupun soal bensin/pertalite yang tercampur minyak tanah. (iel)