HALBAR, OT - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Halmahera Barat (Halbar), Albert Hama, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halbar mengoptimalkan hasil pertanian dan memberi perhatian khusus kepada para petani di Halbar.
Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya mendukung visi misi Bupati dan Wakil Bupati Halbar James Uang-Djufri Muhamad (JUJUR) yang akan menjadikan pertanian menjadi salah satu sektor unggulan dalam membangun Halbar.
"Ini seharusnya menjadi perhatian khusus Pemda, hasil pertanian di Halbar, seperti pisang mulu bebe, rica, tomat dan komoditi pertanian lainnya, termasuk juga kol yang sempat dipromosikan namun kemudian gagal," ungkap Albert Rabu (5/10/2022).
Dia menilai kegagalan komoditi kol karena para petani tidak diberi pelatihan dan hasil pertanian kol di Halbar memiliki kwalitas di bawah.
"Kenapa harus gagal kol di Ibu dan Tabaru, karena saat ini pasar Manado telah menguasai Halbar, mereka telah mendistribusikan kol yang berkualitas dengan harga yang lebih murah dari kol yang ada di Ibu dan Tabaru, sehingga petani tidak mendapatkan pasaran di luar," sambungnya.
Menurut Ketua Bapemperda, Pemda harusnya melakukan berbagai upaya agar komoditi pertanian dari luar Halbar tidak mendominasi, sehingga hasil pertanian Halbar bisa lebih dioptimalkan dan diprioritaskan.
"Dan saat ini kol di Ibu dan Tabaru sudah mati tidak bisa berkembang lagi, ini yang menjadi perhatian khusus pemerintah daerah, sehingga pertanian ini bisa dikembangkan kembali," harapnya.
Mantan Ketua Cabang GMNI Universitas Kristen Indonesia Tomohon juga menjelaskan, produk yang paling unggul, paling unik dan langka adalah pisang mulu bebe yang ada di Halbar, "ini menjadi salah satu lebel Halmahera Barat, seharusnya dikembangkan sesuai dengan visi misi," sebutnya.
Lanjut Albert, kebutuhan pisang mulu bebe di Ternate, Manado dan daerah-daerah lain samgat tinggi, "Pemda harus mendorong dan membuka lahan seluas-luasnya, kemudian berikan bantuan, pasar dan subsidi kepada petani pisang mulu bebe agar bisa dikembangkan dan petani itu bisa hidup," tukas Albert.
"Sementara ini, petani urus diri sendiri, mungkin ini karena faktor niat political will oleh pemerintah daerah terhadap petani kita di daerah," pungkasnya.
(deko)