TIDORE, OT- Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara merupakan sebuah kota yang bersejarah di Provinsi Maluku Utara. Kota ini dimasa lalu menjadi salah satu dari kekuatan penting dari Kesultanan Moloku Kie Raha, yaitu empat daerah kerajaan kesultanan yang memiliki sejarah panjang kejayaan rempahnya.
Empat daerah kerajaan kesultanan tersebut adalah Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Dalam catatan sejarah, Tidore merupakan sebuah kota yang dinamis dengan kehadiran bangsa asing di era kolonialisme yang turut memberi pengaruh peran Tidore dalam perdagangan rempah-rempah ketika itu, bangsa Spanyol pada tahun 1521.
Di era modern saat ini, Kota Tidore semakin maju dan berkembang dalam pembangunannya terbukti menjadi tuan rumah dan berbagai gelaran event nasional maupun internasional berlangsung di kota ini dan salah satunya adalah Sail Tidore di penghujung tahun 2022 lalu.
Salah satu dari sejumlah rangkaian Sail tersebut adalah seremoni merayakan 500 tahun oleh bangsa Spanyol di kota ini atas pelayaran Magellan Elcano pasca perjanjian Tordesilas ketika itu. Ide dasar penyelenggaraan Sail adalah mengukuhkan kembali kejayaan Indonesia sebagai bangsa bahari sekaligus menggalang keterpaduan, sinergi program/kegiatan dan anggaran lintas sektor dan daerah demi terwujudnya kesejahteraan rakyat Indonesia yang berkelanjutan.
Selain itu juga sebagai model percepatan pembangunan daerah kepulauan melalui program pengembangan destinasi pariwisata berbasis seni dan budaya dimana kota Tidore tidak kalah ketinggalan dengan daerah-daerah lainnya di Maluku Utara yang sedang menggeliat untuk memajukan pariwisata dan mengembangkan kebudayaannya.
Sebagai kota wisata sejarah dan budaya maka Kota Tidore menjadi ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang dari berbagai negara. Terlebih sebagai salah satu daerah kesultanan maka kota Tidore menjadi ramai diperbincangkan sejak era kolonial dimasa lalu maupun era digital dikalangan kaum milenial dimasa kimi. Di ruang-ruang digital, banyak kita temui para pengguna plafform digital yang mempromosikan tentang destinasi wisata sejarahnya, pusaka alamnya maupun keunikan budaya yang berbasis pada religi dan tradisi turun temurun sejak dahulu kala.
Berbagai gelaran event budaya dan pariwisata selalu tak lepas dari berbagai ritual keagamaan dan adat istiadat yang kental di negeri ini. Tak heran, sebagai daerah kesultanan Moloku Kie Raha (empat kesultanan) maka pandangan doktrinal agama Islam sangat terasa hidup dalam tatanan kehidupan masyarakat sehingga kota inipun dikenal dengan sebutan kota Santri.
Bagi yang berkunjung ke kota ini, satu hal yang akan sangat berkesan dan akan tak pernah dilupakan adalah kebersihan di sepanjang perjalanan di setiap kampung / desa yang kita lalui. Deretan rumah-rumah bergaya arsitektur masa lalu sangat banyak kita temui sepanjang perjalanan di kota ini. Tak mengherankan, semua potensi sejarah dan keunikan budaya dan masyarakatmya selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Realitas ini menjadi magnet tersendiri bagi para konten kreator maupun pengguna internet pada umumnya yang gemar berbagi cerita dan peristiwa di berbagai platform digital seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan lain-lain. Di era transformasi digital seperti saat ini, hal demikian merupakan peluang sekaligus tantangan. Peluang yang akan berdampak pada pendapatan atau penghasilan, dan pada segi yang lain pula diperhadapkan pada tantangan untuk menjadi makin cakap sekaligus mampuh menjaga keamanan digital dan lain sebagainya.
Project Asisten Literasi Digital provinsi Maluku Utara, Safira Denita Royani mengungkapkan, untuk pertama kalinya manajemen literasi digital regional Maluku dan Papua menggelar temu konten kreaton dan talkshow makin cakap dgital di Kota Tidore.
Kegiatan itu akan menghadirkan para konten kreator Maluku Utara sebagai narasumber yaitu: Eko Cahyono Kotja (Saya Khoko), Rahman Muhammad (Tete Ko), M. Alif Zidane (Procillia Kharie), Sukardi Baguna (Jeje Kalaodi), dan Om Canox (komedian).
Untuk kali ini, manajemen literasi digital provinsi Maluku Utara turut menghibur audiens dengan berbagai rangkaian acara menarik lainnya yaitu: Maluku Utara Drum Competition Part 4, Launching Film berjudul Bukan Kursi Pelaminan, Launching Musikalisasi Puisi D'Facto (raper), "Kiri, Mari Kita Pulang", serta Konser Musik Persaudaraan yang akan dimeriahkan dan dihibur oleh Wizz Baker (vokalis), Alan Dharmawan (vokalis), Choky Umasangadji (vokalis), Treeshome band serta Dumptruck band. Acara ini akan dilaksanakan di Pantai Tugulufa Tidore pada hari Sabtu, 16-17 Juni 2023 sejak pukul 20,00 WIT. (red)