Home / Pariwisata / Destinasi

Pulau Gee Jadi Spot Mancing Mania PT ANTAM Malut

02 Februari 2024

HALTIM,OT- PT Aneka Tambang (Antam) Tbk Maluku Utara (Malut) merupakan perusahaan pengelola sumber daya mineral yang dalam proses menjalankan usahanya, memiliki tugas penting untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, terutama bagi habitat dan ekosistem dan flora-fauna yang berada di sekitar area operasional. 

Sebagai ikhtiar untuk mengetahui hasil laut masih ada disekitar wilayah operasi, melalui kegiatan bulan K3 lewat HSSE ANTAM Maluku Utara, diselenggarakan lomba mancing yang lokasinya berada di dalam IUP ANTAM dan diikuti oleh Karyawan ANTAM, TAD juga masyarakat dengan jumlah peserta 75 orang.

Hal itu dibuktikan dengan penyelengaraan lomba mancing yang diselenggarakan di bulan Januari tahun 2024 yang melibatkan karyawan PT ANTAM TBK dan masyarakat sekitar sebanyak 75 peserta. 

Ketua penyelenggara kegiatan Halil Abdul Udi kepada Indotimur.com di ruang kerjanya Kamis (01/02/2024) kemarin mengatakan, kegiatan  bertajuk Lomba Mancing yang berpusat di perairan Pulau Gee.

“Ini dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat dapat melihat  wilayah pulau perairan Gee sangat berpotensi untuk melakukan aktivitas melaut,” kata Abdul Halil.

Kata Halil, Pulau Gee merupakan wilayah area Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Maluku Utara yang berkomitmen menjalankan pertambangan yang baik (Good Mining Practice/GMP). Komitmen pelestarian keanekaragaman hayati ini dilakukan tidak hanya untuk meminimalkan dampak dengan mengelola, merehabilitasi dan memantau lingkungan, namun juga dengan memberikan manfaat bagi  masyarakat dan komunitas. 

"Terbukti masih terjaganya ekosistem perairan bawah laut pulau Gee dengan banyaknya hasil tangkapan ikan seperti  bobara, ikan dasar, ikan kerapu dan beberapa jenis lainnya saat memancing serta  bobot ikan sekitar 3-7 kilo per ekor yang membuktikan  perairan sekitar pulau gee sangat berpotensi,” ungkapnya.

Untuk itu, PT ANTAM TBK akan melakukan pelestarian di wilayah perairan Pulau Gee dan membangun rumpon yang menjadi alat penangkap ikan yang paling direkomendasikan, sebab berbentuk karang buatan yang ditujukan sebagai rumah dan tempat berkumpul ikan di dasar laut. Rumpon tergolong ramah lingkungan sebab dalam proses penggunaanya tidak menyakiti ikan dan lingkungannya, melainkan melokalisasikan ikan-ikan yang ditargetkan. 

"Rumpon sangat efektif meningkatkan jumlah tangkapan dengan menciptakan lingkungan kecil yang kemudian digarap, tanpa merusak ekosistem laut di sekitarnya. Rumpon dibuat menggunakan jenis barang-barang dasar di laut seperti ban, dahan, ranting pohon dan barang lainnya,” ujarnya.

Selain itu, barang-barang tersebut secara sekaligus dimasukkan dengan diberikan pemberat beton atau batuan lain, sehingga posisi rumpon tidak bisa bergerak bebas oleh arus laut. 

“Penggunaan rumpon dalam penangkapan ikan sendiri terinspirasi dari perilaku ikan yang suka mengikuti benda-benda yang mengambang di air. Namun tentunya keahlian dan pengalaman dalam menggunakan alat juga berpengaruh dalam upaya mendapatkan tangkapan memuaskan,” sambungnya.

Abdul Halil menambahkan, kedepan keberadaan rumpon disekitar Pulau Gee akan turut membantu nelayan dalam upaya menjangkau ke perairan yang lebih dekat tanpa memerlukan biaya yang besar. 

“Selain memudahkan nelayan menemukan tempat mengoperasikan alat tangkap dan meningkatkan hasil tangkapan, tentunya rumpon juga memiliki andil dalam mencegah terjadinya destruktif fishing yang disebabkan oleh bahan peledak dan racun. Perspektif mengenai manfaat rumpon berorientasi pada peningkatan produksi ikan tanpa merenggut dan mencemari kehidupan laut,” tandasnya.(dx)


Reporter: Rudi Mochtar

BERITA TERKAIT