Home / Budaya

Warga Posi-Posi Tampilkan Tradisi Gulinga Gucila

28 Oktober 2020
Proses mengiling jagung menggunakan alat tradisional

HALSEL, OT - Warga Desa Posi-Posi menampilkan tradisi mengiling jagung dengan alat tradisional atau disebut Gulinga Gucila, pada Festival Kampung Pesisir Kabupaten Halmahera Selatan, Kecamatan Gane Barat Utara. 

Proses Gulinga Gucila ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Masyarakat yang hidup di zaman itu terbiasa mengkosumsi jagung untuk menggantikan beras.

Hal itu membuat para tamu dari Jakarta di Festival Kampung Pesisir itu langsung bergegas menyoroti kegiatan Gulinga Gucila sambil merekam dan memotret kegiatan tersebut.

Salah seorang warga, Hj. Masuria Waisaloma, menjelaskan tradisi ini sudah menjadi warisan para leluhur yang masih ada hingga saat ini. Salah satunya di Desa Posi-Posi, masyarakat di sini khususnya perempuan (ibu-ibu) masih melestarikan budaya Gulinga Gucila.

Menurutnya kebiasaan itu sering dilihat pada moment acara kampung-kampung, hajatan hari sakral, hajatan kawinan, sunatan dan juga berangkat haji.

"Tradisi ini masih kami lakukan di acara yang melibatkan orang banyak", jelasnya.

Senada dengan itu, Norma Lesi warga Posi-Posi menambahkan pada zaman dahulu para pendahulu, saat mengiling jagung disertakan dengan menyanyikan lagu Togal atau Manika, sambil malantunkan pribahasa yang disebut Moro-moro atau Habo untuk menceritakan tentang kehidupan.

Dalam tradisi ini, poyak atau nampan diayunkan untuk menepis sisa yang tidak dapat digunakan pada jagung yang hendak digiling. Kemudian setelah itu proses gulinga gucila dilakukan hingga tiga kali sampai jagung tersebut halus seperti gula pasir. 

"Setelah itu hasilnya digunakan untuk masak bubur jagung, pembuatan kue-kue dengan bahan dasarnya dari jagung", tutupnya.  (ier)


Reporter: Irfansyah

BERITA TERKAIT