TERNATE, OT -Setelah sempat vakum bertahun-tahun dan tak lagi menarik pengunjung, salah satu destinasi wisata yang pernah populer di Ternate, kini hadir dengan tampilan baru.
Destinasi wisata pantai Sulamadaha yang dikenal dengan wisata pasir hitam, dulu sempat menjadi salah satu tujuan wisata warga Ternate maupun dari luar Maluku Utara selain Ake Rica, pantai Kastela dan Taduma.
Setelah sempat tidak dilirik oleh pengunjung, kini wajah Sulamadaha berubah total. Revitalisasi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kota Ternate dibawah komando H Rizal Marsaoly, membuat Sulamadaha kini dibanjiri pengunjung.
Para pengunjung bahkan rela berjam-jam berada di kawasan tersebut, hanya untuk menikmati panorama dengan panganan khas Maluku Utara (aer guraka, air kelapa muda, pisang goreng mulu bebe, dabu-dabu roa,nasi goreng cakalang hingga mie instant).
Suasana semakin menarik, jika matahari tenggelam. Temaram lampu-lampu pada pendopo dipadu bunyi ombak di tepian pantai Sulamadaha, menambah suasana syahdu kawasan wisata tersebut.
Baca Juga : Setelah Sulamadaha, ''Tolire'' Jadi Target Revitalisasi
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Ternate, H Rizal Marsaoly menjelaskan, penataan destinasi wisata pantai Sumadaha, merupakan salah satu program unggulan dari Dispar di akhir tahun 2020.
Revitalisasi atau penataan pantai Sulamadaha dianggarkan melalui anggaran DID yang dikucurkan Pemerintah Pusat melalui Dispar Kota Ternate.
Menurutnya, melalui pendanaan dari Dana Insentif Daerah (DID) untuk masyarakat terdampak covid-19 dan sumbernya langsung dari APBN, senilai Rp, 1,2 miliar, Dispar mengalokasikan anggaran sebesar Rp, 400 juta untuk penataan kawasan pantai Sulamadaha.
"Alhamdulillah, dari total pagu sebesar Rp. 1,2 miliar itu, 400 juta kita pakai untuk penataan Sulamadaha, memang jika dilihat, nilainya kecil tapi hasilnya luar biasa," kata Rizal baru-baru ini di kantornya.
Dia menyebut, untuk menata sebuah kawasan, tidak perlu anggaran yang besar, namun jika dikerjakan dengan keikhlasan dan ketulusan, maka hasilnya pasti luar biasa.
"Ya itulah artinya, kami tidak membutuhkan angka anggaran besar untuk menata suatu destinasi, harapan kami, terhadap penataan ini, agar dapat menjadi pilot projek percontohan untuk kawasan-kawasan wisata lainnya di Ternate," ungkap Rizal seraya menyebut, penataan ini juga mendapat dukungan dari DPRD dan TAPD.
Rizal menambahkan, secara umum, pariwisata masih membutuhkan anggaran untuk penataan pada beberapa destinasi lainnya. "Catatan penting dari dampak penataan kawasan destinasi pantai Sulamadaha ini, adalah yang tadinya sepi, menjadi ramai, kemudian penghasilan masyarakat khususnya warga setempat yang tadinya menurun tiba-tiba melonjak naik dan ini diapresiasi oleh warga sekitar.
Meski begitu, kata Rizal, hal itu bukan merupakan tujuan utama Dispar, melainkan harapan sebenarnya Dispar agar ketika destinasi itu diaktifkan, masyarakat mampu mengelola dengan mandiri untuk meningkatkan taraf ekonomi yang lumpuh akibat dari pandemi covid-19.
Dia juga menyampaikan apresiasi, penghargaan dan ucapan terima kasih, kepada seluruh masyarakat Sulamadaha dan sekitarnya, tokoh-tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan stakeholder lainnya yang ikut memberikan support, dorongan dan doa restu sehingga revitalisasi pantai Sulamadaha siap untuk dinikmati pengunjung baik lokal maupun mancanegara
"Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota, Wakil Wali Kota dan seluruh jajaran Pemerintah Kota Ternate, atas support dan dukungan sehingga penataan kawasan pantai Sulamadaha sudah dapat dinikmati saat ini," ujar Rizal.
Dia berharap, pantai Sulamadaha yang ada saat ini, terus dijaga sehingga pengunjung semakin banyak dan betah belama-lama, "jika banyak pengunjung, tentu akan berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat setempat, untuk itu, mari bersama-sama kita jaga, kita rawat Sulamadaha tetap indah, tetap bersih dan tetap sehat," pesannya.
Dia juga mengungkapkan, setelah merevitalisasi pantai Sulamadaha, Dispar akan menata sejumlah destinasi wisata lainnya di Ternate, "kita akan revitalisasi Tolire, kemudian Ake Rica dan Kastela. Selain itu, objek-objek wisata di pulau Hiri, Moti dan Batang Dua juga akan ditata," pungkasnya.
(ier)