Home / Indomalut / Tidore

Masalah Pileg, Masyarakat Kota Tidore Salin Serang

19 April 2019
Aparat kepolisian saat mencoba membubarkan massa kedua kelurahan

TIDORE, OT- Masyarakat Kelurahan Tomalou dan Gurabati kecamatan Tidore Selatan, Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara (Malut) saling serang, Jumat (19/4/2019) sekitar pukul 15.00 Wit.

Peristiwa tersebut berawal karena masyarakat kelurahan Tomalou merasa tersinggung dengan pernyataan salah satu Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI Ahmad Hatary dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) usai salat Jumat di masjid Nurul Bahar Kelurahan Tomalou.

Menurut  warga Tomalou, pernyataan Ahmad Hatary  usai salat Jumat , yaitu dirinya heran kenapa masyarakat memilih calon DPR RI dari Partai PDIP, dan akan mengembalikan suaranya kurang lebih 700 yang dipilih oleh warga Tomalou serta akan menarik semua bantuan yang telah diberikan ke masjid Tomalou dan dialihkan ke masjid lain.

Pernyataan ini, kata warga Tomalou, disaat penyerahan bantuan tidak disampaikan bahwa ada kompensasi suara. Bahkan dia (Ahmad Hatary) menyampaikan memberikan secara ikhlas tanpa mengharapkan bantuan. "Tapi yang terjadi hari ini malah mengharapkan suaranya di Kelurahan Tomalou, dan bahkan meminta ke KPU untuk kembalikan perolehan suara 700 dari Kelurahan Tomalou," ungkap sebagian warga.

Untuk itu, usai salat Jumat, warga Tomalou langsung mengembalikan karpet masjid ke rumah Ahmad Hatary dan dibakar lalu masyarakat Gurabati menghadang aksi warga Tomalou, sehingga terjadilan aksi saling lempar dan serang antar kedua kelurahan.

Aksi baku lempat terjadi cukup lama, sampai aparat Kepolisian dari Polres Tidore Kepulauan mencoba membubarkan massa kedua kelurahan dengan mengeluarkan tembakan, namun massa tetap saling serang, hingga Wali Kota Tidore Ali Ibrahim, Wakil Wali Kota Tidore Muhammad Sinen, Kapolres Tidore dan Dandim 1505/ Tidore tiba di lokasi kejadian lalu melerai warga kedua kelurahan.

Forkopimda Kota Tidore bersama Ahmad Hatary dan perwakilan masyarakat Tomalou serta perwakilan warga Gurabati melakukan pertemuan untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi dan menyepakati beberapa hal.

Sementara Ahmad Hatary saat di temui di kediamannya mengatakan, dirinya tidak tersinggung, tetapi aksi pembakaran sajadah hari ini merupakan tindakan pidana, sehingga dirinya menyerahkan semuanya ke pihak yang berwajib.

Menurut dia, bantuan sajadah masjid yang diberikannya tidak berharap akan ada kompensasi suara, tetapi justru sikap ketua masjid Nurul Bahar yang menjanjikan akan memberikan suara ke dirinya agar bisa ada bantuan sajadah lantai 2 masjid.

"Sejadah lantai 2 masjid akan dipasang jika saya menang di Tomalou 100 persen, tapi jika saya menang tidak 100 persen maka sajadah tidak akan terpasang, apakah itu pernyataan yang salah," kata Ahmad Hatary yang juga anggota DPR RI ini.

Lanjut dia, kalau sajadah tidak dipakai lagi, maka harus dikembalikan dengan baik- baik, namun sajadah ditarik di jalan raya kemudian dibakar. “Kalau tidak dipakai lagi maka dikembalikan secara baik- baik, sehingga bisa digunakan di masjid lain,” tuturnya.

"Saya seorang Anggota DPR RI, bertugas ke Daerah dalam masa reses tetapi yang terjadi malah saya di serang dengan bringas di masjid," ungkap dia.

Tetapi kata dia, dirinya tidak tersinggung dengan reaksi masyarakat, sebagai pejabat dirinya menganggap masyarakat tidak salah.(Ryn)


Reporter: M. Ar Rayyan

BERITA TERKAIT