TERNATE, OT - Total realiasi PAD Kota Ternate sampai pada 14 Pebruari 2022 ini sebesar Rp.10.030.175.880 atau 7,94 persen dari target Rp126.305.231.487.
Dari jumlah itu, pajak daerah menempati urutan pertama dimana targetnya sebesar Rp. 61.840.500.000 realisasinya sebesar Rp. 7.269.811.948 atau 11,76 persen.
Sementara retribusi daerah dari target keseluruhan sebesar Rp 33.097.531.191 terealiasasi sebesar Rp 2.217.486.112 atau 6,70 persen, sedangkan hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dari target 4,5 milyar sampai kini belum terealisasi, dan lain-lain PAD yang sah dari target Rp 26.867.200.296 terealiasasi Rp 542.877.820 atau 2,02 persen.
WKepala BP2RD Jufri Ali menjelaskan, untuk pajak daerah dan retribusi daerah targetnya pada triwulan satu sebesar 15 persen, dengan waktu yang masih tersisa 10 bulan.
Menurutnya, untuk memenuhi target pajak daerah, pihak BP2RD akan melakukan banyak inovasi yang bersandar pada peraturan perundang-undangan.
“Kita melakukan pemuktahiran data objek-objek pajak bumi dan bangunan (PBB), dimana kalau awalnya lantai satu dan saat ini lantai dua kita akan menyesuaikan ketetapannya sesuai dengan bangunan yang di miliki,” kata Jufri baru-baru ini.
Dia menyebutkan, jika ada penyesuaian bangunan maka pihaknya menaikkan besaran ketetapan, begitu juga dengan bangunan yang awal di bangun semi permanen dan saat ini sudah permanen juga di sesuaikan besaran ketetapannya.
“Termasuk alfamidi dan alfamart juga kita sudah lakukan penyesuaian kembali, dimana kita ukur ulang dan kita naikkan sesuai dengan data yang ada di lapangan,” sebutnya.
Bahkan objek pajak yang besar juga bakal di lakukan pendataan kembali, meski begitu kata dia, besaran tarifnya tetap relatif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Tapi yang bisa mempengaruhi itu terkait dengan tahun bangunnya, selain itu kayu bangunan dan keramik juga mempengaruhi ketetapan pajak, karena kalau tahun bangun itu berarti berkaitan dengan harga bahan pada tahun itu dengan sekarang,” terangnya.
Sementara untuk rencana pengalihan pungutan dari manual ke non tunai kata dia, hal ini telah di koordinasikan dengan Bappelitbangda dimana nantinya di tangani Bappelitbangda.
“Karena nanti satu pintu, kita juga akan koordinasi dengan bank yang siap, bahkan kita sebelumnya sudah koordinasi dengan BSI dan BPD, kalau mereka siap kita langsung jalankan dan pembayarannya melalui handphone,” tandasnya.
(fight)