TERNATE, OT - Merespons surat dari Panitia Hari-Hari Besar Islam (PHBI) Ternate ke manajemen Malut United terkait permintaan ijin untuk menggunakan stadion Gelora Kie Raha sebagai tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri 1446 H, pihak Malut United telah melakukan rapat koordinasi dengan PHBI untuk membicarakan masalah ini.
Rapat berlangsung pada Sabtu (15/3/2025) di Kantor Kementerian Agama Kota Ternate.
"Secara lisan, Ketua PHBI juga telah bertemu langsung dengan owner dan menyampaikan hal yang sama. Owner meminta saya untuk membicarakan yang teknis karena ini berkaitan dengan kondisi rumput stadion yang terus dirawat" jelas Asghar Saleh, perwakilan Manajemen Malut United.
Prinsipnya owner memberikan persetujuan karena ini berkaitan dengan pelayanan ibadah. Malut United sejak awal memang tak hanya bergerak di sepakbola. Tim ini lebih mengutamakan misi sosial dan kemanusiaan yang membahagiakan banyak orang. Membangun Maluku Utara lewat sepakbola dan jadi kebanggaan bersama.
"Kalo kepentingan lain seperti politik atau konser dll, tidak akan kami ijinkan. Tapi ini ritual yang dirayakan umat muslim di seluruh dunia setahun sekali. Ritual yang mempertemukan semua orang untuk beribadah dan saling memaafkan" tambah Asghar.
Atas perintah owner, manajemen melakukan koordinasi tekhnis dengan pihak konsultan rumput yang bertanggungjawab terhadap lapangan Gelora Kie Raha. Menurut konsultan, ibadah shalat Ied dengan durasi yang tak lebih dari 3 jam tidak akan merusak rumput. Tapi ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi agar kualitas rumput di Gelora Kie Raha tidak terganggu.
"Inilah yang kami sampaikan ke PHBI. Misalnya jamaah shalat Ied tidak boleh membawa koran untuk dijadikan alas karena tintanya berpotensi merusak rumput. Bawa parfum, rokok dan permen karet. Hanya tiga pintu yang kami buka, di selatan dan bagian timur. Ada steward juga yang berjaga di tiap pintu masuk" jelas Asghar.
Dia juga menghimbau agar jamaah Ied yang datang membawa kantong plastik untuk menyimpan sendal atau sepatunya. Rumput tempat shalat akan steril dan bersih. Jadi sepatu atau sendal dilepas sebelum masuk lapangan. Hanya tinggal menggelar sajadah saja. Sehari sebelum shalat, rumput juga akan disterilkan dengan semprotan anti bakteri dan kuman.
"Zoysia Matrella ini jenis rumput yang sensitif. Harganya mahal dan membawanya dari Surabaya. Kami belum punya space rumput cadangan di Ternate. Jadi benar-benar harus dijaga" tambahnya.
Asghar berharap dukungan dari semua pihak untuk sukses kegiatan shalat Ied di Gelora Kie Raha. Ketertiban dan keamanan jadi fokus. Panel LED juga tidak akan digeser. Hanya tribun utama yang tertutup. "Silahkan mengambil foto setelah shalat dan keluar dengan tertib" imbau Asghar.
Ketua PHBI Ternate, HM Zulkiram menyambut penuh syukur kebijakan manajemen Malut United yang menginginkan penggunaan Gelora Kie Raha. "Kami akan lakukan sosialisasi terkait larangan untuk menjaga agar rumput tidak rusak. Kami menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan kepada Malut United" ungkapnya.
Zulkiram yang juga Jogugu Kesultanan Ternate menyebut pihaknya tidak menduga usulan ini akan direspon dengan baik dan cepat. " Saya bertemu langsung dengan pak David dan bilang kalo beresiko maka kami akan shalat di tempat lain. Beliau spontan bilang, pa ustad tidak perlu berpikir begitu. Ini urusan ummat. Kalo rusak biar saya yang memperbaikinya meskipun mahal" tambah Zulkiram.
Sebelumnya, manajemen juga telah menerima surat permintaan untuk penggunaan shalat Ied dari Pemerintah Kota Ternate. Malut United sendiri akan bermain di stadion Gelora Kie Raha pada tanggal 18 April 2025 saat menjamu PSBS Biak.
(fight)