TERNATE, OT- Lurah Fitu Junaidi Teapon mengaku para pegawai sering terlambat berkantor, sehingga warga setempat melampiaskan kekesalannya dengan memboikot aktivitas pelayanan.

“Pegawai sering terlambat berkantor sehingga warga kesal dan melakukan pemboikotan. Saya maklumi hal itu dan kadang saya yang datang pertama dibandingkan pegawai lain," ujar Lurah Fitu kepada indotimur.com, Jumat (9/4/2021).

Jika warga meminta agar dirinya diganti, kata dia, semua kebijakan pada pimpinan kecamatan, tapi sebagai ASN maka siap ditempatkan dimana saja.

"Jadi kalau warga ingin lurah diganti, maka silahkan ke pimpinan kecamatan yang mempunyai kewenangan dan kebijakan untuk diganti, saya tidak membela diri namun kalau itu maunya warga maka saya siap diganti," terangnya.

Lanjutnya, terkait dengan pelayanan kemarin banyak warga yang antri di kantor termasuk anaknya Anwar, dan dirinya datang belakangan untuk itu dilayani warga yang datang dari awal setelah itu baru anaknya Anwar.

"Jadi kalau dibilang tidak dilayani itu salah, karena kemarin semua dilayani pada saat melakukan pengurusan, namun harus sesuai dengan antrian, karena pengurusan anaknya pak Anwar itu soal balik nama sertifikat tanah, dan semua surat sudah dibuat tinggal tanda tangan saja, tapi tadi pihaknya datang di kantor dan hanya mendapatkan salah satu pegawai maka langsung mengambil langkah untuk tutup kantor," jelasnya.

Kata Lurah, semua ini hanya miskomunikasi, karena semua kebutuhan sudah dilayani. Dia mengaku, tidak tahu warga yang datang ke kantor itu berapa kali hanya untuk melakukan pengurusan, karena rumahnya berada di Kelurahan Jati sehingga terlambat masuk kantor.

Lurah mengaku, yang memboikot kantor hanya satu orang yakni Anwar yang anaknya melakukan pengurusan surat balik nama sertifikat tanah, tapi kejadian ini hanya miskomunikasi.

“Kalau bicara tidak dilayani itu salah, karena semua warga yang melakukan pengurusan di kantor semua dilayani sampai selesai,"tutupnya.(awie)