TERNATE, OT - Sebagai kota jasa dan perdagangan, Kota Ternate memiliki problem yang kompleks. Selain pemukiman dan ketersediaan air bersih, problem mendasar adalah persampahan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Ternate, saat membuka dialog Pengelolaan Sampah Sebagai Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi Baru Terbarukan di Royal Resto, Rabu (14/4/2021) menyatakan, Kota Ternate juga masuk dalam Pilot Projet pengelolaan sampah energi dan bio teknologi.
Hal ini, kata Hasyim, perlu didorong kedepan, mengingat sistem pengelolaan sampah di TPA yang belum ada teknogi, agar kedepan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pengelolaan sampah bio gas maupun energi pembangkit tenaga listrik.
"Soal ini juga akan kita dorong. Selain penyiapan sarana infastruktur, kita juga sudah menyiapkan lahan seluas 2 hektar di TPA," tambahnya.
Menurutnya, penetapan Kota Ternate sebagai pilot Projet pengelolaan sampah energi dan bioo teknologi turut mendapat apresiasi akademisi Unkhair Ternate, Subhan Petrana.
Dalam paparannya, Subhan menjelaskan, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang kian meningkat, tentunya harus ada solusi terkait penanganan sampah di kota Ternate, yang dalam sehari bisa mencapai 100 ton.
"Dengan asusmsi 20 persen sampah luar yang tidak bisa diangkut, sehingga kerap menumpuk di kali mati (barangka-red) bahkan pada sejumlah titik dalam kota," ujar Subhan.
Guna mengatasi persoalan sampah ini kata dia, solusinya, bagaiamana mengintegrasikan pengembangan manajamen sampah menjadi bio gas yang bisa digunakan untuk membantu ibu rumah tangga(IRT).
Selain itu, lanjut dia, bisa juga bisa berfungsi sebagai siklus ekonomi ketahanan pangan atau pakan ternak. "Dari sampah biogas ini juga dalam skala besar bisa digunakan sebagai energi pembangkit listrik.Tentunya terobosan seperti ini yang perlu dikembangkan kedepan," ungkap Subhan seraya berhadap ada peran serta masyarakat dalam menangani persoalan sampah di Ternate.
(fight)