TERNATE, OT - Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman kembali melaunching Proyek Perubahan (Proper) Strategi Penanganan Sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat “Sigofi Gam” yang digagas Project Leader Tonny S. Pontoh yang tengah mengikuti pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXIII tahun 2023 di Badan Diklat Yogyakarta.
Launching Proyek Perubahan “Sigofi Gam”, yang dipusatkan di Royal Resto itu, ditandai dengan pemukulan gong oleh Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman didamlingi unsur Forkopimda dan Sekda serta Kaban BKPSDM Kota Ternate.
Dalam laporannya, Project Leader Proyek Perubahan “Sigofi Gam” Tonny S. Pontoh menyampaikan, gagasan Proyek Perubahan “Sigofi Gam” ini sangat tepat dilaksanakan karena sejalan dengan visi misi Wali Kota Ternate yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Ternate tahun 2021-2026.
Menurutnya, upaya Pemerintah Kota Ternate dalam penanganan sampah selaras dengan proper “Sigofi Gam” strategi penanganan sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat akan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
“Di dalam KSM, yang bertugas melakukan pengelolaan sampah secara mandiri serta mengawasi, melaporkan, dan ikut serta bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota ternate melakukan penanganan sampah,” kata Tonny.
Menurut Tonny, “Sigofi Gam” dalam Bahasa Ternate berarti “Kase Bersih Kampong” yang artinya membersihkan lingkungan sekitar desa atau kelurahan.
Proyek Perubahan ini, kata Tonny, menggagas beberapa inovasi yang diharapkan mampu menjawab permasalahan sampah di Kota Ternate, melalui Penyusunan Peraturan Walikota Ternate tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat, lebih khususnya pengelolaan sampah yang dilakukan oleh KSM secara mandiri.
Selain itu, proper ini diperkuat dengan penandatanganan Komitmen bersama oleh OPD yang berkaitan dengan Pengelolaan Sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat, sebagai bukti peran serta stakeholder dalam penanganan sampah.
“Dan Peluncuran Aplikasi “Sigofi Gam” sebagai bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah secara Digital. Karena dengan adanya aplikasi ini akan mempermudah pengaduan permasalahan Sampah di wilayah Kota Ternate,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, project leader Tonny S Pontoh atas nama Pemkot Ternate mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut memberi dukungan dan kontribusi dalam pelaksanaan Proyek Perubahan ini, "kemudian, teman-teman dari pihak swasta atau pengusaha di Kota Ternate yang ikut membantu terlaksananya kegiatan Launching," terang Tonny.
“Tentunya ini merupakan bentuk Kolaborasi yang baik antara Pemerintah dengan Swasta dalam membantu masyarakat demi terciptanya Kesejahteraan bersama. Dengan kegiatan seperti inilah kami dapat mengajak dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan kita,” pungkasnya.
Sementara, Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dalam sambutannya menyampaikan, dalam RPJMD Kota Ternate kemudian, breakdown ke dalam visi misi dan 14 Program Prioritas, salah satunya adalah Industrialisasi Pengelolaan Sampah berbasis partisipatif.
Sehingga, kata Tauhid, kebersihan itu adalah tuntutan kehidupan, selain ada sampah ada juga faktor orang yang membersihkan.
“Maka proyek perubahan yang digagas oleh Kepala DLHK Kota Ternate ini cocok dengan apa yang sudah termuat dalam RPJMD terkait dengan Industrialisasi Pengelolaan Sampah berbasis partisipatif,”katanya.
Menurut Wali Kota, ada dua poin inti di dalam Proyek perubahan, pertama adalah kalau masyarakat itu belum maju maka, kita akan menyatakan seberapa jauh partisipasi masyarakat. Dan itu lebih diarahkan ke dalam kualitas, karena orang atau masyarakat belum mengagendakan faktor bersih, sebagai bagian dari kebiasaan.
“Poin kedua, jika masyarakat sudah maju, maka seberapa banyak partisipasi masyarakat. Dan kenapa kita mendorong pengelolaan Sampah berbasis partisipasi masyarakat, karena yang menjadi penyakit bukan sampahnya, tapi perilaku masyarakat,”ungkapnya.
Sehingga, ada pokok-pokok pikiran yang dibangun oleh DLHK untuk mencoba mereformasi strategi pengelolaan sampah, dari awalnya yang diistilahkan Superman menjadi super tim yang melibatkan partisipasi masyarakat.
“Hanya saja kita belum melihat sebuah cara bagaimana upaya pengurangan sampah. Karena paradigma lama adalah sampah itu dikumpul, diangkut dan dibuang, dan saya takuti jangan sampai kita masih berparadigma seperti itu. Tapi, harus dengan paradigma yang terbaru yaitu, religius dan recyrcle,” tukas Wali Kota mengakhiri.
(fight)