Home / Ternate Andalan

Ini Upaya DP3A Untuk Anak Putus Sekolah di Ternate

23 Agustus 2022

TERNATE, OT - Sergio G Pinang, anak putus sekolah yang diantar Wali Kota Ternate, M Taihid Soleman, pada Selasa (23/8/2022) pagi tadi kembali bersekolah di SMP Islam 1 Ternate merupakan warga lingkungan Torano, Kelurahan Marikurubu, Kecamatan Ternate Tengah. 

Sergio adalah salah satu dari dua anak yang dijanjikan Wali Kota Ternate saat perayaan Hari Anak Nasional awal bulan Agustus lalu untuk mengembalikan hak pendidikannya.     

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Ternate, Marjorie S Amal mengatakan, Sergio mulai putus sekolah setalah lulus dari sekolah dasar karena terkendala ekonomi. 

"Dia (Sergio) SD lulus, kemudian dia satu tahun tidak bersekolah, dia putus. Nah sekarang dia sudah masuk sekolah," kata Marjorie kepada sejumlah wartawan termasuk indotimur.com

Menurutnya, Sergio adalah teman M Holil yang kesehariannya hidup di jalanan (Anak Jalanan). Meski begitu, nasib Sergio bisa dibilang masih sedikit beruntung karena kedua orang tuanya asli warga Ternate.

Hal ini yang membuat proses mengembalikan Sagio ke bangku pendidikan formal tidak terlalu rumit karena memiliki administrasi kependudukan yang lengkap, sehingga dinas terkait dengan mudah memproses anak tersebut kembali ke sekolah. 

Kini Sergio sudah kembali ke sekolah dan langsung ditempatkan ke bangku kelas 2 SMP, karena mempertimbangkan faktor umur anak tersebut yang sudah mencapai 16 tahun. 

Meski langsung duduk di kelas 2 SMP, Sergio akan mendapatkan pembelajaran ekstra dari pihak sekolah, mengingat faktor umur dan melewati bangku kelas 1 SMP. 

Kata Marjorie, orang tau Sergio juga ikut mendukung upaya pemerintah Kota Ternate. "Dia (Sergio) tidak punya banyak kendala, secara kelengkapan administrasi, dia punya," ucapnya. 

Berbeda dengan Sergio, lanjut Marjorie, untuk M Halil proses pengurusannya sedikit rumit. Setiap petugas DP3A melakukan upaya konfirmasi dengan ayah Holil sangat sulit, lantaran ayahnya bekerja di daerah Sofifi dan jarang pulang.  

Upaya konfirmasi DP3A terkait administrasi kependudukan seperti buku nikah, Kartu keluarga dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai syarat untuk memasukan nama Holil ke data Dapodik. 

"Jadi kami untuk memerlukan izin orang tuanya saja butuh waktu berhari-hari, namun pada akhirnya izin orang tuanya bisa didapat," sebut Marjorie.

Oleh sebab itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Capil Kota Ternate. Jadi persoalan administrasi Holil ini menyusul kemudian sambil diupayakan kembali ke bangku sekolah.  

Selain itu, ada masalah lain yang harus diantisipasi. Marjorie lalu mencontohkan, ketika Holil sudah mulai kembali bersekolah, pertanyaan siapa yang memperhatikan kesehariannya bersekolah seperti bangun pagi, memberinya makanan dan sebagainya.

Sementara ayahnya bekerja di Sofifi dan pulangnya ke Ternate tidak menentu. 

Jika hal tersebut tidak diperhatikan, secara otomatis meski dikembalikan ke sekolah, potensi Holil tidak mau melanjutkan pendidikannya bisa saja terjadi kembali. 

"Siapa yang melihat dia (Holil)?, pertanyaan kan begitu. Itu berarti sama saja dengan kita menggiringnya dia putus sekolah lagi," terangnya. 

Satu-satunya solusi adalah, Holil harus dititipkan ke panti sosial atas atas persetujuan  orang tuanya, sehingga DP3A Ternate siang tadi sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sosial Kota Ternate, untuk menindak lanjuti solusi tersebut. "Ini juga perlu proses, jadi itu nanti sosial yang ambil alih," tutur dia. 

Marjorie memperkirakan mulai pekan depan Holil diupayakan sudah bisa kembali bersekolah di salah satu sekolah dasar di Kota Ternate. Namun dengan catatan, anak bertubuh gemuk itu akan di tes apakah sudah bisa baca tulis atau belum. Karena hal itu menjadi dasar ia dimasukan ke sekolah.

 (fight)


Reporter: Gibran

BERITA TERKAIT