HALBAR, OT - Dengan upaya budidaya secara mandiri oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, Kamis (02/02/202) mulai melakukan panen secara persial Udang Vaname.
Budidaya kemandirian dalam satu tehun terakhir merupakan bentuk semangat melahirkan suatu kebijakan dan keberanian yang dibangun oleh DKP Halmahera Barat, guna menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagaimana yang diharapkan dalam Program Pemerintahan James Uang-Djufri Muhammad (JUJUR).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Halbar Agustinus Maholle, mengatakan kebijakan dilakukan tidak terlepas dari proses belajar secara mandiri yang berhasil ini terus diyakini akan menjadi bekal sangat penting dan strategis untuk menjadikan UPTD baru sebagai sarana belajar bagi seluruh stakeholder budidaya udang yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
"DKP juga dengan keberhasilan itu sangat yakin kedepan akan mampu mengembangkan sub sektor budidaya udang menjadi komoditi unggulan di Halbar," kata Agustinus, Jumat (3/2/2023) di Jailolo.
Menurut Kepala DKP yang akrab disapa Agus ini, dengan memanfaatkan keunggulan potensi lahan dan penguasaan teknologi untuk peningkatan produkstifitas, jika terus dikembangkan tentu potensi PAD-nya untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bakal ada peningkatan
"Pastinya untuk setelah di panen, hasil udang sumbangsihnya ke PAD masuk ke Pemda Halbar," ungkapnya
Oleh karena itu Agus mengharapkan, dengan kebijakan, DKP Halbar mampu memberikan dampak baik di pembangunan Kabupaten Halbar dan berlanjut yang secara positif maka tidak dipungkiri kedepan semoga UPTD ini dapat memberikan simbangsih positif bagi peningkatan kapasitas SDM yang ada di Halmahera Barat, dibawah pemerintah "Diahi"
"Saya berharap dukungan dalam Budiya mandiri itu memberikan pengertian baik terutama pembangunan SDM, tidak lain guna ada peningkatan pemasukan juga bagi Daerah dari sisi PAD," tandasnya
Dia menambahkan, terkait penen secara persial pada Kamis (2/2/2023) kemarin, dalam data tim Backup DKP di lapangan ada sekitar 1 ton yang terjual ke Pasar Jailolo, dengan harga pasaran Rp 85.000 per kilo.
Untuk diketahui, bahwa saat ini melalui UPTD, saat ini ada 5 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari Kota Sofifi, sedang melakukan study--praktrek lapangan di UPTD dengan waktu selama satu siklus.
(deko)