TERNATE, OT - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI saat ini tengah didorong menjadi pelopor gerakan literasi untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), bahkan mendukung dengan meluncurkan program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019, dan menjadikan tema "Literasi Untuk Kesejahteraan" sebagai salah satu kegiatan prioritas nasional pembangunan manusia.
Untuk itu salah satu upaya penting adalah mengubah paradigma perpustakaan dari gudang buku menjadi perpustakaan yang dapat memberdayakan masyarakat, dengan pendekatan teknologi informasi.
Transformasi perpustakaan memiliki peran signifikan meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga mereka mampu mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik, peran perpustakaan harus ditingkatkan sebagai wahana pembelajaran bersama untuk mengembangkan potensi masyarakat.
Selain menyediakan sumber-sumber bacaan informasi dan pengetahuan, perpustakaan juga memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan untuk pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat, demi mendukung tercapainya program tersebut.
Kaitan dengan hal tersebut, Perpusnas mengadakan Bimtek strategi pengembangan perpustakaan dan teknologi informasi komunikasi, untuk layanan perpustakaan kepada 450 desa dari 152 kabupaten di 32 Provinsi penerima manfaat, dan pelaksanaan Bimtek secara simultan bergantian mulai tanggal 1 Juni hingga 9 Juli 2021.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dalam arahannya mengatakan, dalam memberikan layanan kepada Pemustaka, pemerintah dalam hal ini perpustakaan wajib menyesuaikan dengan kemajuan TIK yang terjadi saat ini.
"Transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial menitikberatkan pada peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan, agar layanan perpustakaan mampu memahami kebutuhan masyarakat, memberikan inovasi layanan dengan pelibatan masyarakat serta membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan layanan perpustakaan yang sesuai kebutuhan masyarakat," ujar Syarif.
Menurutnya perpusnas Bimtek bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pengelola perpustakaan umum di daerah, tentang strategi pengembangan perpustakaan umum berbasis inklusi sosial dengan memberdayakan teknologi informasi.
Materi Bimtek juga mencakup strategi pelibatan masyarakat, peningkatan layanan informasi dan strategi advokasi perpustakaan.
Kata dia, penggunaan sistem informasi manajemen untuk pendokumentasian kegiatan perpustakaan, identifikasi dampak layanan perpustakaan, TIK dasar dan penyusunan rencana kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dalam situasi kenormalan baru akibat pandemi corona.
Selain itu, kata dia, pelaksanaan Bimtek ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pengelola perpustakaan umum di daerah peserta terkait, keterampilan dasar dan variasi metode fasilitasi dalam mewujudkan transformasi layanan perpustakaan umum.
Dengan pembekalan yang diberikan melalui Bimtek strategi pengembangan perpustakaan dan TIK, diharapkan dapat membantu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), pengelola perpustakaan sehingga mendorong tercapainya tujuan program transfomasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, yang berkontribusi dalam memperbaiki kesejahteraan rakyat untuk Indonesia maju.
(awie)