MOBIL lsitrik yang sekarang membanjari pasaran mobil di Indoenesia bukanlah temuan baru untuk umat manusia, karena sejarah telah mencatat bahwa manusia seorang yang berwarga negara Inggris bernama Robert Anderson berhasil mengembangkan kendaraan diidentifikasi seperti mobil yang hanya beroda tiga penggeraknya menggunakan baterai listrik. Konon Temuan Anderson pada tahun 1832 tersebut dianggap sebagai mobil listrik pertama di dunia, sehingga disematkan pula kepada beliau sebagai penemu mobil listrik.
Pamor kendaraan listrik dimasa itu tidak sebanding dengan saat ini, hal tersebut disebabkan oleh faktor ekonomi yang mempengaruhi daya beli konsumen untuk mencari dan memiliki harga mobil yang terjangkau dengan kantong. Beberapa puluh tahun kemudian yaitu tahun 1898, temua sebelumnya diperbaiki dan dikembangkan oleh Ferdinand Porsche dengan menciptakan mobil hybrid yaitu dengan menggunakan listrik dan bensin sebagai sumber utama energinya.
Namun kejayaan mobil dengan energi listik maupun hybrid, Peminatnya semakin meredup setelah Henry Ford untuk mengembangan mobil Mobil berbahan bensin yang harga jualnya relatif lebih murah.
Setelah sekian abad massa kejayaannya berlalu kini mobil listrik dan bensin atau mobil berenergi hybrid ini akan kembali kepuncak kejayaan. Sumber Data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ) tahun 2022 mengabarkan bahwa setiap tahunnya penjualan jenis mobil penggerak energi tersebut semakin menguasi pangsa pasarnya.
Gambar 1. Grafik Penjulan Mobil Hybrid di Indonesia
Meskipun Indonesia dilanda pandemi, yang disebut juga sebagai masa sulitnya ekonomi karena keadaan ekonomi masyarakat di Indonesia mengalami perubahan perekonomian dan pola konsumsi cukup signifikan. Namun sepertinya tidak berlaku untuk pola konsumsi mobil hybrid ini, empat sebelum Pemerintah membebaskan penggunaan masker melalui Pidato Presiden Republik Indonesia pada 17 Mei 2022, penjualan mobil ini menunjukan geliat pasar potensial tercatat 787 unit terjual pada tahun 2019.
Mulai tahun 2019 hingga 2022 minat konsumen tidak dapat dibendung untuk memiliki kendaraan jenis penggerak energi tersebut. Setiap tahunnya mengalami lonjakan minat yang signifikan hingga menembus angka penjualan 5100 unit. Pergeseran minat konsumen ini dalam ilmu manajemen pemasaran memang hanya diputuskan oleh konsumen itu sendiri. Selera merupakan perilaku konsumen yang apapun kondisinya perilaku konsumen hanya dapat diputuskan oleh konsumen itu sendiri.
Perilaku konsumen tidak dapat dibentuk hanya dapat dipengaruhi. Manajemen Pemasaran telah menjabarkan bahwa banyak faktor yang dapat membentuk perilaku konsumen tersebut, umum dikategorikan menjadi 2 yaitu faktor ekternal dan internal.
Untuk memahami perilaku konsumen itu sendiri pun para cendikia perguruan tinggi memberikan kurikulum khusus yaitu mata kuliah perilaku konsumen. mengapa harus dipelajari karena untuk memahami dan memprediksi perilaku konsumen berguna membantu peningkatkan penjualan.
Merujuk pada data penjualan pada tahun 2022 fenomena peningkatkan pembelian mobil hybrid tersebut dalam kajian perilaku konsumen lebih dominan oleh faktor situasional yaitu Faktor kondisi lingkungan masyarakat yang menginginkan kondisi lingkungan green udara yang segar. Kemudian situasi sosial karena kondisi ekonomi, masyarakat yang cerdas dalam konsumsi mobil yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
*Penulis adalah Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Terbuka*(red)