Home / Opini

Pemimpin Inspiratif (Sepenggal Catatan, Kisah Bersama Prof. Husen Alting)

Oleh Arman Adam (Seorang Staf di Unkhair, Bekerja '‘Menyopiri’' Rektor Unkhair)
20 Juni 2021

Bagi sebagian besar publik Maluku Utara, nama dan sosol Prof. Dr. Husen Alting tidak asing. Beberapa pernah bersua langsung. Mungkin juga ada yang kerap mendengar namanya, tetapi belum pernah berjumpa secara langsung sama sekali. Tulisan ini tak bermaksud memperkenalkan sosok beliau, sebab memang sudah masyhur. Baik sebagai seorang Rekor Unkhair ataupun sebagai ilmuwan dengan kepakarannya dalam bidang hukum—meski pengetahuan dan pengalamannya membentang luas di luar bidang ini.

Dua periode berada di tampuk pimpinan Unkhair, sang rektor akhirnya harus meninggalkan kursinya pada akhirnya, secara terhormat tentunya. Selama kurun waktu delapan tahun, Saya mendampinginya dalam perjalanan, duduk bersebelahan samping setir mobil, mendengarkan cerita-ceritanya. Tak jarang, saya menyimak uraiannya saat menyampaikan materi oleh instansi tertentu yang mengundangnya sebagai narasumber. Jika saya mengaguminya, wajar saja. Uraian singkat berikut dengan tuturan sederhana seorang ‘driver’ menjadi alasan dari kekaguman itu. 

Tulisan ini juga, perlu saya kemukakan di awal, sama sekali tidak bermaksud melebih-lebihkan tentang diri seorang Husen Alting. Saya juga tidak punya kepentingan politis terkait tulisan ini.

Husen Alting yang Saya Kenal

Setiap orang memiliki jalan cerita sendiri untuk menggambarkan sosok seseorang yang dia kenali sebagai atasan, bos, pimpinan, tokoh perubahan atau sejenis lainnya. Sosok itu akan dijadikan inspirasi dan motivasi dalam perjalanan hidupnya. Sudah tentu hal yang positif saja.  Dari inspirasi itulah banyak melahirkan ide, gagasan cemerlang  untuk membuat hal sederhana menjadi luar biasa. 

Banyak tokoh-tokoh besar lahir dari rahim bangsa ini. Banyak orang menjadi besar dengan menyaksikan keseharian mereka. Mulai dari cara komunikasi, sikap, perilaku, integritas, disiplin, cara pandang, dan lainnya dari ketokohan seorang yang menjadi panutan mereka. Banyak tokoh di sekitar lingkungan dapat dijaidkan demikian. Pengalaman dan keterlibatan Saya dengan sebagian besar kehidupan sehari-hari Prof. Dr. Husen Alting, S.H., M.H. semoga dapat menginspirasi terutama bagi saya sendiri.

Tulisan ringan ini merupakan sudut pandang yang saya alami sendiri sehari-hari bersama dengan Prof.Dr Husen Alting SH.,MH. Pertama kali diangkat menjadi  staf di Universitas Khairun saya ditugaskan dari Bagian Kepegawaian menjadi driver untuk  ‘melayani’ Prof. Cen, begitu beliau akrab disebut. Tentu tugas yang diberikan untuk melayani salah satu pimpinan (sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik) Universitas Khairun adalah sebuah amanah dan kepercayaan membanggakan bagi Saya Ternate. Untuk pertama kalinya, beliau menjabat sebagai wakil Rektor Bidang Akademik pada tahun 2009.

Pertama kali saya menyopiri beliau, sebagai bagian pekerjaan, Saya merasa gugup, segan, cemas, dan sedikit tidak percaya diri. Benak saya sungguh berkecamuk was-was. Tapi, seiring berjalannya waktu, semua perasaan dan pikiran itu mulai terkikis. Ini ‘dibantu’ oleh sikap beliau yang tidak mengganggap Saya sebagai sopir  belaka, melainkan juga menempatkan Saya sebagai teman berkomunikasi.

Saya mengakui bahwa Saya banyak mendapatkan banyak pelajaran dan memperoleh pengalaman secara langsung dari Prof Husen Alting. Saya merasa beruntung, karena hal ini mungkin tidak dimiliki oleh banyak orang, terutama dari kalangan Saya. 

Sejauh Saya kenal, beliau adalah sosok yang sangat tegas, berprinsip, konsisten, disiplin, dan pekerja keras. Aktivitas sehari-hari yang dilalui bersama beliau tentu akan memberikan dampak positif secara langsung. Hal inilah yang sangat menginspirasi Saya terutama ide dan gagasan beliau yang sangat luar biasa. Hampir setiap rapat atau pertemuan beliau sebagai narasumber, dan saya selalu mengikutinya secara seksama. Beliau selalu  memberikan pandangan maupun muatan materi yang selalu  mengajak orang harus disiplin, baik itu disiplin waktu maupun disiplin dalam pekerjaan dan  tidak terlepas dari integritas seseorang.

Saya mengamati, setiap peserta yang mengikuti materi yang disampaikan oleh beliau, pesertanya selalu fokus dan betah berada dalam ruangan karena setiap penjelasan disampaikan sangat sistematis dan mudah dipahami. Tidak jarang ada peserta yang memuji kecerdasan beliau. Mendengar pujian dari peserta kepada Prof. Cen, Saya sebagai stafnya juga merasa bangga atas pujian itu.

Pemimpin dimulai dari keluarga

Bagi keluarganya, sejauh saya amati, beliau  adalah orang yang sangat sederhana dan pengertian. Misalnya, aktivitas setiap pagi di hari kerja, tugas saya adalah menjemput  beliau di rumahnya. Tetapi Saya kadang terlambat. Kalau begitu, beliau sendiri sesekali mengantar anaknya ke sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Dari situ kemudian saya melihat bahwa seorang pemimpin yang memiliki kepedulian, baik itu lembaga maupun organisasi, pada dasarnya bisa terlihat dalam memimpin keluaganyanya. Saya melihat Prof. Cen sangat luar biasa dalam hal ini, terutama dalam menjaga keharmonisan keluarga yang diciptakan oleh beliau.

Salah satu tugas utama Saya sebenarnya adalah menjemput Prof. Cen, selaku Rektor Unkhair, setiap pagi di rumahnya. Namun, Saya kadang lalai dengan terlambat tiba di rumahnya. Jika sudah begitu, Saya bukannya dimarah-marahi atau mendapat perkataan kasar dari beliau. Padahal, sebagai atasan, beliau bisa saja marah dan kasar. Saya pun akan maklum jika begitu. Tapi apa yang terjadi, beliau malah tersenyum saja, sambil mengucap “Tadi malam ‘batawana’?” Ini membuat saya malu kepada diri sendiri. Ini memicu komitmen diri untuk lebih  tepat waktu dan selalu selalu disiplin, sebagaimana beliau lakukan. 

Lebih lanjut, beliau juga sangat terbuka menerima rekan-rekan wartawan yang ingin bertemu atau bertatap muka secara langsung untuk urusan wawancara atau hal lainnya. Bagi beliau, wartawan adalah mitra untuk memberikan informasi penting mengenai perkembangan kampus ke publik Maluku Utara.

Beliau menduduki jabatan Rektor pada 2013. Tak lama setelah itu, beliau dikukuhkan sebagai Guru Besar (Professor) di Fakultas Hukum Universitas Khairun Ternate. Sebagai pimpinan, beliau dikenal sebagai sosok yang tak mudah menyerah dalam menghadapi setiap persoalan terjadi di internal kampus. Beliau begitu cepat mengambil keputusan untuk menyelesaikan setiap problem, setelah memikirkan secara arif dan bijaksana. 

Selama kepemimpinan beliau banyak perubahan terjadi di kampus baik dilihat secara kasat mata maupun yang nonfisik. Misalnya, mahasiswa kurang mampu bisa menerima bantuan beasiswa untuk dapat mengurangi beban pendidikan. Termasuk juga sejumlah program studi berhasil dibuka. Akreditasi fakultas dan program studi di Unkhair juga berhasil dilakukan dengan hasil peringkat yang baik. Begitu juga dengan sejumlah bangunan baru di kampus Unkhair.

Pendirian Fakultas Kedokteran

Dalam perjalanan, tantangan paling berat selama mendampingi beliau adalah ketika pengusulan Fakultas Kedokteran. Saat itu adalah saat yang sangat menguji mental, ketahanan dan menguras habis tenaga serta pikiran beliau untuk membangun mimpi dan cita-cita besar demi masyarakat Maluku utara. Tidak gampang bagi beliau untuk meyakinkan semua orang, membangun komunikasi di tingkat lokal maupun tingkat nasional. 

Kisahnya yang tak kalah menggugah hati saya  adalah ketika kunjungan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), ke Unkhair. Waktu itu, Prof. Cen sedang sakit. Nasmun demi kepentingan publik, beliau tetap hadir dan mendampingi Pak JK. Dalam kondisi kesehatan yang tidak prima, beliau ke bandara menjemput Pak JK demi hadirnya Fakultas Kedokteran di Unkhair. Semangat dan kemauan untuk merealisasikan hadirnya Fakultas Kedokteran inilah yang membuat dirinya tidak mudah menyerah, dalam berbagai kondisi. Dalam perjalanan ke bandara saat itu, Saya membawa obat yang dititip istrinya kepada Saya. Ibu berpesan, “Arman, tolong lihat-lihat Bapak. Kalau kondisi Bapak nanti sudah mulai terlihat lemas, kasih minum obat ini.”

Setelah tahapan itu dilalui dengan mulus, ada lagi babak baru yang harus beliau lalui, bagaimana meyakinkan para dokter untuk membantu menjadi tenaga pengajar di Fakultas Kedokteran. Untuk dapat merealisasikan keinginan besarnya itu, beliau terus melakukan pertemuan antara Tim Unkhair dengan para dokter. Setiap kali pertanyaan diajukan kepada beliau, selalu dijawab dengan baik dan meyakinkan. Meski sebagian belum menerima, namun komunikasi yang dibangun dengan baik para dokter merespons dan menyatakan ingin bergabung. Saya ingat kalimat yang disampaikan oleh Prof. Cen di hadapan dokter, bahwa “Kita yang memiliki ilmu, apabila kita transfer kepada generasi berikut, maka nilai pahala kita sangat mulia di mata Allah dan (ilmu) tidak pernah habis sampai kita tidak ada (meninggal dunia) di dunia." Begitu beliau katakan.

Persyaratan usulan bagi pendirian Fakultas Kedokteran  di Unkhair akhirnya dinyatakan lengkap. Berkas pengusulan itu kemudian dikirim ke Kementerian terkait. Tak menunggu lama, izin pendirian pun keluar. Singkat cerita, hasil perjuangan dan kerja banyak pihak di bawah kepemimpinan beliau, kini dapat dinikmati oleh masyarakat Provinsi Maluku Utara.

Tidak hanya di lingkungan keluarga dan kampus beliau menunjukkan sikap dan kepribadian teladannya. Di kelurahan tempatnya tinggal, Kelurahan Jati, beliau juga dipercaya oleh masyarakat di sana sebagai Ketua Panitia Pembangunan Masjid. Terkait peran ini, beliau berjalan kaki menuju mesjid setuap hari Minggu untuk bekerja bakti bersama-sama warga kelurahan. Hal ini dilakukan agar pembanguan mesjid berjalan cepat dan segera rampung. Dengan strategi yang beliau usung, ditambah kebersamaan dan dukungan masyarakat di kelurahan ini, mesjid akhirnya benar-benar rampung hanya dalam waktu lima bulan saja.

Bersama-sama dalam banyak aktivitas dengan seseorang sudah tentu akan mengalami banyak hal. Akan terbentang banyak kisah dan pengalaman yang dapat diungkapkan. Begitu pula dengan Prof. Cen dan Saya. Sebanyak apa pun halaman disediakan, tetap tak akan sanggup menampung cerita itu. Kita hanya perlu sudut pandang untuk dapat membatasinya. Apa yang telah saya ungkap di atas, memang hanya sebagian kecil saja dari apa yang saya rasakan, pikirkan, dan pahami tentang seorang Prof. Husen Alting. Semoga saja tidak tampak berlebihan, karena saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menuturkan apa adanya.

 Juli 2021, jabatan Prof. Husen Alting sebagai Rektor Unkhair akan berakhir. Beliau telah menuntaskan tugas dan tanggung jawabnya dalam jabatan itu selama dua kali periode kepemimpinan. Terima kasih, Prof. Telah menjadi pimpinan dan ‘teman’ sekaligus yang telah memberikan banyak pelajaran dan pengalaman sangat berharga yang menginspirasi bagi Saya.

 (penulis)


Reporter: Penulis

BERITA TERKAIT