Home / Nusantara

EcoNusa- PakaTiva Gelar Ekspedisi Maluku dan Festival Kampung Pulau

26 Oktober 2020
Latihan Tarian Cakalele

TERNATE, OT - Perkumpulan PakaTiva dan EcoNusa Indonesia berkolaborasi  menggelar ekspedisi dan festival kampong pulau.

Bernama Ekspedisi Maluku telah dimulai dengan titik start dari Papua Barat, selanjutnya ke Maluku Utara dan Maluku. Sementara, Festival Kampong  Pulau dilaksanakan pada 5 desa di Gane Barat dan Kayoa Halmahera Selatan, masing-masing, Gane Dalam, Samo, Posi-Posi, Gumira dan Pasir Putih  Kayoa. 

Di Maluku Utara tim ekspedisi Maluku menyinggahi kampong- kampung yang menggelar festival, juga  ada agenda lain di  beberapa pulau  seperti  Pulau Sali di Bacan, Makian, Pulau Tidore dan Ternate.  

Lembaga, EcoNusa Indonesia yang berbasis di Papua  telah memulai ekspedisi sejak 22 Oktober dan berakhir 15 November nanti.  Ekspedisi ini mengangkat tema Beradat Jaga Hutan, Beradat Jaga Laut, Baku Dukung Jaga Alam Maluku. Sementara untuk Festival Kampung mengangkat Tema Jaga Adat dan Budaya untuk Alam yang Lestari. 

Ekspedisi yang turut disertai tim PakaTiva  itu  memiliki  tiga  rute perjalanan, yaitu: rute1, 22 October–3 Nov (13 hari): Sorong sampai Ternate. Rute II dari 3- 6 November (3 Hari): Transit Ternate-Tulehu. Rute III, 6-18 November (12 Hari) : Tulehu- Kepualauan Banda. Ekspedisi ini menggunakan kapal Phinisi  wisata bernama Kurabesi  

“Kampong-kampung  yang disinggahi  tim ekspedisi  juga menggelar Festival Kampong  Pulau. Desa itu adalah  Gane Dalam, Samo, Posi - posi, Gumira dan Pasir Putih Kayoa,”  jelas Penanggung jawab Festival Kampung  Pulau  Zavira Daeng Barang. 

Di acara ini  ada beragam   atraksi budaya dan tradisi. Dari menanam dan mengolah pangan, hingga berbagai adat dan tradisi  menjaga alam. Selain  ada festival kampong,  juga dilakukan  penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan  kesehatan gratis. Di Pulau Sali dan Samsuma Makean akan digelar penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis. 

Di Pulau Tidore tim ekspedisi akan dijamu oleh pihak Kesultanan Tidore dengan suguhan  kuliner tradisional Kedaton Kesultanan Tidore.  Tim juga akan mengunjungi kampong ekologi di Kalaodi Tidore Timur. Di sana mereka akan menggelar penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis. Usai kegiatan itu, tim ekspedisi akan diterima oleh struktur adat Kalaodi.   

Sementara di Ternate, tim ekspedisi akan mengikuti kegiatan jelajah pusaka Ternate sebagai  bagian dari cara tim ekspedisi menelusuri sejarah rempah di Ternate.  Tim  akan disuguhi berbagai  kuliner khas Ternate, dilanjutkan  jelajah benteng yang berakhir di Benteng Kastela. “Setelah dua hari di Ternate,  tim ekspedisi selanjutnya menuju Tulehu  dan Banda di Maluku. Kegiatan ini  juga  melibatkan videographer dan media dari Jakarta  serta Maluku Utara,” jelas Zavira.

Direktur Eksutif Econusa Bustar Maitar yang ikut  dalam ekspedisi ini menjelaskan, dia bersama timny telah memulai perjalanan kedua menjangkau kampung- kampung terpencil di pesisir  serta pulau-pulau kecil di Papua Barat. 

“Perjalanan pertama telah kami lakukan  September. Menyusuri kampung- kampung pesisir dan pulau di Sorong dan Raja Ampat selama 15 hari. Misinya  adalah saling memberikan dukungan dan semangat bersama masyarakat akibat dampak COVID-19. Ini karena COVID-19 bukan saja tentang virus  yang menakutkan itu, tetapi ada dampak lain yang ditimbulkan. Terutama ekonomi dan ancaman ketahanan pangan,” jelas Bustar 

Misi perjalanan kedua ini akan lebih banyak terfokus di Maluku Utara dan Maluku dengan pulau-pulau kecil. Sebagian dari kampung-kampung ini terpencil yang mungkin paling terpencil di wilayah ini.  Sebagian di antaranya kampung-kampung yang  wilayah hutannya paling terancam karena ekspansi pembukaan perkebunan skala besar dan tambang. Seluruhnya adalah kampung- kampung yang  minim fasilitas kesehatan  atau bahkan tidak ada sama sekali.

“Kami berangkat dari Sorong Papua Barat menggunakan kapal kayu tradisional  bernama  Kurabesi yang memiliki fasilitas memadai untuk mendukung misi kami. Tim  terdiri dari sukarelawan yang direkrut sebanyak 22 orang  terdiri dari 2  dokter, 2  perawat, 4  ahli pertanian, 4  ahli dokumentasi, 8 orang relawan logistik dan 2   pendukung administrasi.Dibantu 11 crew kapal yang professional,” jelasnya.

Menurutnya, saat orang lain sibuk bekerja dari rumah, atau sibuk seminar online juga dari rumah dan hal-hal sejenisnya. Anak-anak muda ini  berani terjun dalam resiko terpapar COVID-19, virus yang paling ditakuti saat ini 

Banyak orang di luar sana, terutama yang jauh dari fasilitas kesehatan atau  fasilitas pendukung lainnya  membutuhkan  sentuhan. Mereka adalah kelompok rentan yang perlu mendapatkan dukungan. Walaupan jauh dari "kerumunan virus” tetapi sekali mareka terpapar taruhannya nyawa sekampung karena minimnya fasilitas.  Virus Corona juga berdampak signifikan terhadap kondisi , ekonomi. Warga   tidak bisa dengan leluasa lagi menjual hasil-hasil produksi mareka. Bahkan di beberapa tempat aktivitas penghancuran hutan oleh perusahaan besar terus berlangsung.

Perjalanan  ini juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Semua tim yang ikut serta harus melakukan SWAB sebelum ikut serta dan   menjalankan protokol sangat ketat ketika berinteraksi sesama tim dan masyarakat.  

“Kami juga membawa  kurang lebih 8 ton barang  sarana produksi pertanian, obat-obatan, masker kain yang sebagain diproduksi oleh kelompok ibu-ibu di Maluku dan Papua, alat pelindung diri lengkap untuk tenaga medis yang akan diberikan kepada Puskesmas, materi sosialisasi terkait COVID-19 dan Alat tes cepat COVID-19. Semua barang adalah donasi masyarakat umum dan organisasi baik di Indonesia maupun dari luar negeri,” imbuhnya. 

Selain memberikan dukungan kepada masyarakat terkait dampak COVID-19, memperkuat ketahanan pangan dan  pemulihan ekonomi masyarakat lokal.  Yakni melakukan pemantauan terhadap situasi hutan.   “Kami  mendokumentasikan  kearifan masyarakat,  hidup berdampaingan dengan alam tanpa saling merusak  baik terkait hutan maupun laut,”imbuhnya. Perjalanannya kurang lebih 28 hari, menyinggahi 25 kampung  serta melintasi jalur laut sepanjang kurang lebih 2000 kilometer. (ier)


Reporter: Irfansyah

BERITA TERKAIT