Home / Berita / Nasional

Wali Kota Ternate Ajak Masyarakat Dukung Peringatan Earth Hour di Ternate

22 Maret 2025
Wali Kota Ternate, Dr M Tauhid Soleman, M.Si

TERNATE, OT - Kota Ternate akan menjadi salah satu pusat pelaksanaan Earth Hour 2025 di Provinsi Maluku Utara. Gerakan global yang mengajak masyarakat mematikan lampu selama 60 menit ini akan digelar di Kota Ternate pada Sabtu malam, 22 Maret 2025, dan dipusatkan di Landmark Kota Ternate.

Earth Hour merupakan kampanye global yang telah berlangsung selama 18 tahun, diinisiasi oleh organisasi internasional World Wide Fund for Nature (WWF). Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya aksi nyata terhadap perubahan iklim dan kelestarian bumi.

Kegiatan ini mengajak orang-orang di seluruh dunia untuk memberikan satu jam bagi bumi dan hemat energi.

iklan

Wali Kota Ternate Dr M. Tauhid Soleman mengatakan, ini gerakan awal dan pertama kali dilakukan di Indonesia bagian timur.

Menurutnya, gerakan ini hanya memadamkan lampu dan bukan aliran listrik, sehingga pada lokasi-lokasi tertentu lampu tetap menyala terutama di rumah ibadah dan fasilitas layanan kesehatan.

“Di masjid dan rumah sakit, lampu tetap menyala. Begitu pun listrik. Karena ada yang tadarus. Pelayanan rumah sakit tetap berjalan,” kata Wali Kota dua periode ini, pada Jumat (21/3/2025).

Kegiatan ini akan dipusatkan di Landmark Kota Tenate, setelah tarawih. Seluruh Forkompinda dijadwalkan turut hadir.

Sebagai penanda memadamkan lampu secara serentak, Wali Kota dan Forkonpimda akan membunyikan dolo-dolo atau kentongan yang terbuat dari bambu pada pukul 21.30 lalu menyalakan 150 lilin membentuk 60 di Landmark kota. 

“Dalam ivent ini, panitia yang terlibat dari pemerintah kota, aktivis lingkungan, jurnalis, mentediakan 1000 kue pelita untuk untuk dibagi-bagi,” kata Wali Kota.

Orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kota Ternate itu mengatakan, gerakan memadamkan lampu adalah bagian dari semangat tradisi. Apalagi Kota Ternate sebentar lagi akan melaksanakan malam ela-ela. Dimana, tradisi ini juga ada Sigofi Gam, tradisi mengusir wabah dari kampung. 

“Orang tua-tua kita terdahulu berjalan mengelilingi kampung, untuk mendoakan keselamatan. Sambil membawa obor sebagai penanda tradisi malam ela-ela. Semangat gerakan mematikan lampu dan menyalakan lilin tidak terlepas dari semangat tradisi kita yang tadi,” terang Wali Kota.

BACA JUGA : Ini Nama-Nama Calon Paskibraka Kota Ternate Yang Lolos Seleksi Tahap Akhir CAT

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ternate, Dr Rizal Marsaoly mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi teknis pelaksanaan Earth Hour yang melibatkan beberapa instansi yakni Kadis Perhubungan, Kadis Perindag, Kadis Pariwisata, Kaban BP2RD, Kadis Diskomsandi, dan Kasat Pol PP. 

Instansi terkait ini, diberikan peran masing-masing untuk mensukseskan pelaksanaan Earth Hour. “Jadi, seluruh lampu yang ada di bagian Kota Ternate akan dipadamkan secara total,” ujarnya.  

Sekda mengakui, gerakan kebaikan untuk menjaga bumi, masih perlu disosialisasi terus, sebab ada yang mengira aliran listrik yang dipadamkan. Padahal hanya lampu. Dan tidak semua lampu dipadamkan. Misal, jika ada yang tadarusan, tidak perlu memadamkan lampu. Apalagi di rumah sakit. 

“Sekali lagi. Ini hanya memadamkan lampu, bukan listrik. Selain itu, gerakan yang dilakukan oleh seluruh kota di dunia ini, sebenarnya juga telah dilakukan oleh orang tua kita terdahulu dalam hal hemat energi. Seperti setiap malam, pasti orang tua kita menjelang tidur akan memadamkan lampu di area tertentu di rumah,” ungkapnya.

 (fight)


Reporter: Gibran
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT