TERNATE, OT- 60 menit untuk menyatukan manusia di seluruh dunia yang sering diselenggarakan berbagai negara ini, akan diselenggarakan di Kota Ternate, Maluku Utara saat Ramadan.
Inisiasi terselenggakan moment besar ini, setelah Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, melakukan pertemuan dengan berbagai pihak pada Februari, Minggu lalu.
Earth Hour yang dikenal "mematikan lampu" sebagai penanda untuk mempersatukan manusia dalam menjaga planet bumi berfungsi sebagai suar pembawa harapan positif, dan memberikan inspirasi untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang, khususnya yang belum sepenuhnya terlibat dalam isu lingkungan hidup.
Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly mengatakan, event besar ini harus dilaksanakan dengan khidmat, apalagi, dalam moment Ramadan. Juga pelaksanaannya mendekati malam Lailatul Qadar.
Selain itu, kata Rizal, kegiatan mematikan lampu pada event ini, mengingatkan ia pada kebiasaan atau bisa dikatakan tradisi orangtua terdahulu.
"Dulu, orangtua saya, punya kebiasaan saat malam ketika mau tidur. Itu seluruh lampu di rumah akan dimatikan. Lalu dibiarkan satu lampu yang menyala. Sekarang, kebiasaan itu banyak yang kita lupa. Padahal, itu kebiasaan yang positif untuk menjaga bumi. Tradisi menghemat energi," kenang Rizal.
Event ini, adalah langkah awal untuk menyatukan banyak orang agar bersama memperhatikan lingkungan hidup. Setelah dari event ini, secara bersama akan ada tindakan bersama soal penanganan sampah di Kota Ternate.
Ia mengatakan, isu lingkungan khususnya penanganan sampah harus menjadi isu bersama. Sebab itu, Rizal berinisiatif untuk mengait banyak orang turut terlibat membantu persoalan sampah di Kota Ternate.
Selain itu, event ini juga sejalan dengan tradisi orang Ternate seperti Ritual Sigofi Gam.
Ritual itu, Rizal menjelaskan, selalu dibuat saat Ramdan. Para perangkat kesultanan akan keliling kampung proses tawaf, mereka lalu berhenti di setiap pertigaan dan perempatan kampung untuk membaca doa tolak bala, yang dipimpin seorang Joguru (Imam). Tradisi ini, untuk membersihkan Bubaku Wosa Gam (Negeri Dilanda Wabah).
Rizal mengaku, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan seluruh instansi hingga pertokoan, agar secara bersama mematikan lampu. Namun listrik tetap menyala terutama di rumah ibadah.
Event ini, katanya, akan dipusatkan di Landmark. Pada momen itu, ada penampilan acustik music religi sambil menyalakan lilin.
Selain itu, tempat ibadah dan rumah sakit tetap dinyalakan, sebab, selama Ramadan, setiap masjid di Ternate ada tadarusan. "Yang perlu diingat adalah mematikan lampu bukan memadamkan listrik," pungkas Rizal.(red)