Home / Berita / Nasional

Calon Polisi Polda Malut Digugurkan Meski Masuk Rangking Pertama, Kinerja Panitia Seleksi Dipertanyakan

07 Juli 2024
Calon Bintara Khsus Kehumasan IT, Ramadan H Khairudin didampingi tim penasehat hukum M Bahtiar Husni, Direktur YLBH Malut

TERNATE, OT- Masuk rangking pertama, calon Bintara Khsus (Bakomsus) Kehumasan TI asal Kota Ternate dua jam sebelum pengumuman dinyatakan tidak lulus oleh Panitia Daerah (Panda) Polda Maluku Utara.

Peserta Bintara Khusus Kehumasan TI itu bernama Ramadan H Khairudin dengan nomor chasis 063537/005.

Pasalnya, Ramadan telah mengikuti tahapan seleksi hingga masuk tahap pantukhir. Ironisnya, dua jam sebelum diumumkan dia dinyatakan tidak lulus sejak tahap antropo.

Menyikapi perihal tersebut, M Bahtiar Husni selaku penasehat hukum menyampaikan, disini bahwa proses awal yang kemudian dilakukan oleh saudara Ramadan ini telah melalui proses yang panjang dan akhirnya dinyatakan jatuh pada tahap pantukhir.

Kata dia, persoalannya timbul adalah yang bersangkutan ini telah melalui setiap tahap tes, harusnya ketika pada tahap tes tidak lulus maka akan langsung di kualifikasi.

"Nah di tahap pertama yang bersangkutan tes bintara kompetensi khusus kehumasan IT itu diikuti oleh 35 orang dengan pemberkasan ritmen awal. Kemudian setelah melakukan melalui pada proses pemberkasan awal tadi dinyatakan lulus baru kemudian diikutkan pada kesehatan pertama," ujar Bahtiar dalam keterangan persnya Sabtu (6/7/2024) malam.

Lanjut dia, pada tahap tes kesehatan pertama juga Ramdan dinyatakan lulus setelah masuk pada tahap psikotes pertama. Itupun dia dinyatakan lulus.

"Begitupun masuk pada tes akademik baik pengetahuan, akademik dan perilaku diapun dinyatakan lulus," ungkapnya.

Bahtiar menyebut, usai itu tahapan selanjutnya yakni Ramadan masuk pada tahap perengkingan. Dari tahap ini peserta yang tersisa sekitar 21 orang. Yang lulus tes dari pemberkasan seperti yang disebutkan diawal.

"Dia (Ramadan) masuk daftar rangking pertama dari 21 orang yang tersisa tadi, kemudian proses memasuki tahapan kesehatan kedua, yang mana ditahapan itu sudah termasuk tes kesehatan jiwa. Disana ada sekitar 10 orang dinyatakan lulus diantaranya 6 perempuan dan 4 orang laki termasuk Ramdan," terang Bahtiar.

Sambung dia, setelahnya Ramdan ini masuk tahap tes jasmani kedua atau (Antropometri-red) disitu dia juga dinyatakan lulus dan menuju ke tahap seleksi selanjutnya yakni Psikotes kedua atau PMK sampai ia melanjutkan ke tahap Supervisi yang mana ditahapan ini juga ada tim penilaian dari pusat yang turun mengawasi.

"Dari situ adapun yang telah gugur, alhamdulilah Ramadan masih di lolos ke tahap pantukhir yang dilaksanakan tadi siang, meski begitu dua jam sebelum sekitar jam 07.00 wit tadi pengumuman pantukhir diumumkan jam 09.00 WIT. Nah, ini yang kami sangat berkeberatan terkait dengan proses kerja-kerja dari panitia," timpalnya.

Dia menambahkan, karena apapun ini terkait dengan profesionalisme dalam proses seleksi dimana dalam proses pemberkasan, penilaian itu sudah dinyatakan gugur bagi mereka yang tidak lulus.

Sementara yang bersangkutan punya perengkingan yang memuaskan yaitu dia rangking 1 dari 21 orang tak hanya itu semua proses sudah Ramadan dinyatakan lulus dan ikut sampai ke tahap pantukhir. Sehingga sangat riskan bagi kami dimana dua jam sebelum pengumuman. Ramadan di panggil dan diberitahukan bahwa ada surat dari pusat atau panitia dari pusat dimana surat itu tertanggal 3 Juli 2024 bahwa dia ini sudah tidak lulus.

"Nah ini yang kami sesalkan kerja-kerja panitia seperti ini, karena kalau misalnya dia dinyatakan tidak lulus ditahap antropometri harusnya tidak diloloskan," tegas Bahtiar.

Olehnya itu, yang sangat kami sesali bahwasanya Ramadan sudah melalui segala proses tes yang begitu panjang. Namun dua sebelum pengumuman dia diberitahukan. Ini yang patut dipertahankan kinerja dari panitia seleksi.

Maka dari itu kami berharap ini harus ada profesionalisme dari panitia dan kami berharap Kapolda Malut, Irjen Pol Midi Siswoko maupun Kapolri dapat melihat nasib Ramadan sebab terlepas dari itu dia memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi seorang abdi negara. 

"Ini dibuktikan Ramadan sudah empat kali berupaya mengikuti tahapan seleksi Polri sejak lulus di bangku SMA sampai dia lulus menjadi seorang sarjana. Ia tetap ingin mewujudkan keinginan dan cita-citanya menjadi seorang abdi negara dalam hal ini Polisi, sayangnya setelah proses panjang ke tahap pantukhir sebelum diumumkan dia diberitahukan tidak lulus sejak tahap yang mana proses itu telah dia lalui bahkan sampai masuk daftar rangking pertama," pungkasnya.

Ditempat yang sama, Ramadan H Khairudin mengatakan, keinginan menjadi seorang polisi merupakan cita-cita sejak dulu.

"Memang bercita-cita dari kecil saya ingin menjadi seorang anggota Polri setelah lulus SMA saya mulai mengikuti tahapan seleksi hanya saja belum bernasib baik. Sampai saat itu memutuskan untuk lanjut kuliah," ungkap Ramadan.

Dikatakan, pasca lulus kuliah ada kesempatan tes dirinya kembali menyakinkan diri untuk mengikuti tes. Usaha itu membawanya sampai pada proses pantukhir.

"Jadi ada tes saya ikut sampai sampai tahap akhir hanya saja dikabarkan dua jam sebelum pengumuman hasil saya itu dibilang tidak lulus sejak tahap antropometri. Kalau memang demikian kenapa sejak tahap itu tidak diluluskan. Ini diluluskan sampai tahap pantukhir baru kabarnya seperti ini," tutup Ramadan.

 (ier)


Reporter: Irfansyah
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT