DARUBA, OT - Aksi mahasiswa Universitas Pasifik (Unipas) di kantor bupati Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut), berujung adu jotos dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Senin (23/04/2018) pagi tadi.
Kejadian itu berawal, salah satu pendemo naik di atas pagar kantor bupati untuk mengambil gambar melalui telepon seluler. Dinilai berlebihan, beberapa anggota Satpol-PP mencoba menertibkan.
Melihat tindakan Satpol PP itu, para pendemo langsung melakukan protes dengan mengeluarkan kata-kata yang menyebabkan anggota Satpol tersinggung, terutama Kepala Bidang Ketertibaan Umum Satpol-PP Morotai, Darmin Djaguna mencoba memuku beberapa pendemo.
Merasa tak puas, Darmin lantas kelaur dari pagar kantor Bupati untuk mengundang pendemo adu jotos. Mahasiswa langsung keroyok Darmin.
Melihat atasan mereka dikeroyok oleh pendemo, anggota Satpol-PP langsung keluar dan berkelahi dengan mahasiswa. Beruntung, aksi adu jotos itu tidak berlangsung lama, karena aparat Kepolisian Polres Morotai yang mengawal aksi bisa melerai kericuhan di depan kantor bupati.
Namun, para pendemo juga tidak puas dengan Darmin, katena mengeluarkan kata-kata tidak sopan dan baik. "Salah satu petinggi Satpol mengeluarkan kata-kata tak sopan. Kami bukan binatang, kami adalah masyarakat yang mengiginkan perubahan di Kabupaten Pulau Morotai," tutur Ketua BEM Unipas, Noval.
Sementara salah satu dosen Unipas Morotai, Irfan Abdurahman mengatakan, tindakan fisik yang dilakukan oleh oknum keamanan merupakan kroni bupati Beny Laos.
"Yang lakukan komandao dari Satpol-PP adalah orang Morotai dan mereka ini adalah kroni-kroni Beny Laos," kata Irfan.
Pantauan indotimur.com, setelah ricuh, pendemo terus berorasi dan membakar ban bekas serta memboikot mobil angkutan garatis yang dibuat oleh Beny Laos, karena dinilai berpengaruh pada pendapatan angkutan umum lainnya.(hiz)