DARUBA, OT - Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) Morotai meminta Pemerinta Kabupaten (Pemkab), Morotai memberikan perhatian serius terhadap berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Morotai.
Selain turunnya daya beli masyarakat di pasar Morotai, kebijakan Bupati soal turunnya pendapatan sopir angkutan kota dan kenaikan harga bahan pokok jelang bulan Ramdhan juga mendapat sorotan dari Ampera.
Julkifli Samania, ketua Ampera kepada indotimur.com mengatakan, saat ini daya beli masyarakat berkurang lantaran rata-rtata pembeli merupakan PNS yang diketahui, hingga saat ini tunjanga mereka belum dibayar.
"Saya merasa pesimis menyangkut dengan percakapan pedagang di pasar, menurut saya pasar adalah sentara ekonomi makro, tapi pemerintah Morotai tidak menjamin putaran ekonomi di Morotai," kata Julkifli, Selasa (15/05/2018).
Menurutnya, keresahan masyarakat Morotai juga muncul dari para sopir angkot mini bus. Sebab, mobil pribadi Bupati Beny Laos saat imi beroprasi mengakut penumpang secara gratis.
"Mobil angkutan gratis ini sangat mengancam pendapatan driver mini bus, tentu berpengaruh dari sisi pendapatan apalagi jelang dan masuk bulan Ramadhan karena pendapatan mereka sekarang Rp. 200 ribu per hari padahal sebelumnya 500 sampai 700 ribu per hari," tuturnya.
Untuk itu, dia meminta Pemkab Morotai mengambil langkah baik demi terciptanya kesejateraan bersama. "Dan jika Pemda mendiamkan, maka para sopir akan memblokade jalan menghalangi mobil angkutan gratis Beny Laos," ancamnya.(hiz)