DARUBA, OT - Nelayan di Kabupaten Pulau Morotai mengaku semasa Kementerian Kelautan dan Perikanan dipimpin oleh Susi Pud’ji Astuti, para nelayan lebih mudah mendapatkan hasil tangkapan ikan serta mudah dalam memasarkan hasil tangkapan.
Hal ini disampaikan sejumlah nelayan dihadapan Kepala Staf Presiden (KSP) saat menggelar dialog dengan nelayan di SKPT PT Harita Samudra desa Daeo kecamatan Morotai Selatan, Sabtu, (20/11/2021).
Dihadapan KSP nelayan menyampaikan, semasa Susi Pud’ji Astuti menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, hasil tangkapan nelayan Morotai melimpah.
Hal ini, karena Menteri Susi dinilai sangat tegas dalam aturan sehingga di Morotai tidak ada kapal penangkap ikan skala besar menggunakan pukat yang beroperasi di laut Morotai.
“Perlu bapak KSP ketahui dilapangan kita tangkap ikan sudah sulit, beda dengan periode Jokowi pertama yang mana ibu Susi masih menjadi Menteri perikanan, kita tangkap ikan mudah dan cepat karena melimpah dan ibu Susi tegas menenggelamkan kapal jika kedapatan beroperasi, kami rindu beliau, tapi saat ini dimasa periode ke-II Jokowi dan Menteri diganti, kita susah sekali mencari ikan karena banyak kapal ilegal yang beroperasi di laut Morotai,” ungkap salah satu nelayan Morotai saat berdialog.
Kepada KSP, nelayan menginformasikan, saat ini kapal-kapal ilegal bahkan sudah berani menangkap ikan di perairan Morotai mendekati daratan 12 mil.
“Saat ini kami melaut tidak menghasilkan apa-apa, karena banyak kapal pukat beroperasi di 12 mil, sementara kami malah mencari ikan sampai pada jarak 30 mil, maka dari itu kami minta kapal ilegal ini segera ditindak," pinta nelayan Morotai lainnya.
Mengetahui informasi dari nelayan, KSP berterima kasih dan bakal menindak lanjuti apa yang menjadi masalah para nelayan.
“Kapal jaring tidak diperbolehkan beroperasi di jarak 12 mil dan berkeliaran di perairan Morotai, saya akan tegaskan kepada Menteri Perikanan soal ini,” tegas KSP.
Dia mengatakan, tugas staf kepresidenan salah satunya mengatasi masalah yang ada di lapangan di negara ini," tugas kami adalah untuk mengatasi persoalan di lapangan dan bagaimana mencari solusinya,” terang KSP Moeldoko.
(hiz)