TIDORE, OT- Pemerintah Kota Tidore Kepulauan melalui tim percepatan penurunan stunting menggelar diskusi panel audit dan manajemen kasus stunting di Kota Tidore Kepulauan yang berlangsung di Aula Sultan Nuku kantor Wali Kota, Selasa (11/10/2022).
Saat membuka secara resmi diskusi panel ini, Asisten sekda bidang perekonomian dan pembangunan Taher Husain dalam kesempatan tersebut mengatakan, persoalan stunting bukan hanya tanggungjawab pada satu OPD saja, namun semua lintas sektor harus bekerja bersama, guna mengentaskan stunting di Kota Tidore Kepulauan.
“Melalui diskusi panel ini, saya harapkan ada perhatian besar dari semua OPD, jangan berhenti di satu titik, cari cara untuk dapat menyelesaikan persoalan ini, karena disadari bahwa stunting sangat berdampak pada generasi penerus,” tutur Taher.
Dirinya mengatakan, bagaimana daerah ini mengharapkan generasi penerus yang tangguh dan sehat di masa depan, apabila persoalan stunting masih menjadi momok yang menghantui di masa sekarang.
“Tahun ini lokus masih berjumlah 26 Kelurahan dan Desa namun pada tahun depan berkurang menjadi 22 Kelurahan dan Desa, terima kasih kepada tim yang telah bekerja keras mulai dari tingkat Kelurahan dan Desa, Kecamatan hingga Kota, sehingga pada tahun 2023 mendatang ada 3 Kecamatan yang dinyatakan tidak menjadi lokus stunting, yaitu Kecamatan Oba Utara, Oba Tengah dan Tidore Timur,” imbuh Taher.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Dra. Renta Rego dalam kesempatan tersebut mengatakan, strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting.
Renta juga memaparkan, angka prevalensi stunting Maluku Utara Tahun 2021 berada pada angka 27,5 sementara Kota Tidore Kepulauan berada pada angka 25,1. Angka prevalensi stunting tertinggi tahun 2021 adalah Pulau Taliabu dengan angka 35,2, sementara yang terendah adalah Kota Ternate yang berada pada angka 24,0.
Diskusi panel tersebut menghadirkan narasumber dari Kepala Dinas P2KBP3A Kota Tidore Kepulauan diwakili oleh Sukma Albanjar yang memaparkan materi terkait pelaksanaan audit kasus stunting Kota Tidore Kepulauan, dr. Lina Konoras dari PKM Soasio yang memaparkan materi terkait pencegahan stunting sejak dini dan dari HIMPSI Maluku Utara Syaiful Bahri memaparkan materi terkait pentingnya pola asuh dalam pencegahan stunting.
Turut hadir dalam diskusi panel ini, Ketua I TP-PKK Kota Tidore Kepulauan Rahmawati Muhammad Sinen, sementara peserta diskusi terdiri dari Perwakilan Forkopimda Kota Tidore Kepulauan, Pimpinan OPD, Para Camat dan Lurah, serta Kepala Puskesmas di Kota Tidore Kepulauan.(Ryn)