Home / Berita / kesehatan

Ini Penjelasan Dokter Terhadap Satu Siswa Bintara Polri Polda Malut Yang Meninggal

dr Endang : Saya Tidak Pernah Rekomendasi Pasien Penyakit Epilepsy dan Terpapar Covid-19
16 Desember 2020
dr Endang

TERNATE, OT - Dokter saraf di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesorie Ternate, dr Endang yang bertanggung jawab atas seluruh pasien dengan gejala syaraf di rumah sakit tersebut, menyatakan, tidak pernah mendiagnosis pasien yang juga calon siswa (casis) Bintara Polri Polda Maluku Utara (Malut), meninggal karena covid-19.

Berdasarkan penuturan dr Endang, pada hari Minggu 29 November 2020 lalu, sebagai dokter spesialis saraf, dia bertugas dan bertanggung jawab untuk menangani semua pasien yang masuk di UGD dengan gejala saraf.

Sekitar pukul 13.20 WIT dokter jaga di UGD memberitahukan kalau ada satu pasien dengan kesadaran sangat menurun dengan tingkat kesadaran 4. Saat diperiksa dokter jaga menemukan gejala kaku kuduk berdasarkan hasil laboratorium.

"Maka saya sarankan untuk dilakukan CT-scan kepala pasien dan langsung dirujuk ke ruangan ICU tetapi saya belum sempat lihat pasien. Saya mau ke ruangan UGD dokter jaga UGD mengabarkan pasein sudah meninggal," kata dr Endang ketika ditemui indotimur.com di ruang kerjanya, Rabu (16/12/2020).

dr Endang membantah, jika pihak rumah sakit mendiagnosa almarhum meninggal karena epilepsi dan covid-19 sebagaimana informasi yang beredar.

"Pasien masuk ke UGD dengan kondisi kesadaran menurun dan kejang, berdasarkan laporan dari dokter jaga di UGD," tegasnya.

Dia menjelaskan, jika pasien masuk dengan kesadaran menurun, maka dapat dipastikan terjadi sesuatu di otaknya, infeksi hingga menyebabkan kesadaran orang menurun, jadi belum menegakan pasien sebagai covid-19, itu tidak benar.

"Kami hanya menegakkan pasien itu berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan mulai dari kesadaran menurun, ada tanda-tanda kaku leher, peningkatan sel darah putih dan infeksi, jadi kami curiga pasien ini kesadaran menurun mengingat ensefalistis radang otak dan selaput otak sehingga bisa menyebabkan kejang," ucapnya.

Terkait penyebab ensefalistis, dr Endang menjelaskan, hal itu banyak faktor dan hingga pasien dinyatakan meninggal dunia, pasien belum sempat ditegakkan, apakah bakteri maupun virus, belum dapat dipastikan, jadi kalau pasien yang meninggal ini divonis covid-19 itu tidak betul," tegasnya.

"Saya tidak pernah memberikan rekomendasi ke Polda Malut kalau pasien itu penyakit epilepsy dan terpapar covid-19, saya hanya memberikan pernyataan kalau pasien ini meninggal karena ensefalistis dan penyebabnya belum terlaksana karena pasienya lebih dulu meninggal," ujarnya.

"Jadi belum mendiagnosis pasien meningal karena covid-19 kalau informasi yang beredar dokter yang memberikan rekomendasi pasien terpapar covid-19, itu tidak benar dan itu tidak ada rekomendasi dari rumah sakit," tegasnya.

"Kami hanya melakukan pemeriksaan awal terhadap pasien dan tidak ada rekomendasi penyebab pasien meninggal karena covid-19 jadi kalau ada informasi pasien meninggal karena covid-19 itu tidak benar," pungkasnya. (ian)


Reporter: Ryan

BERITA TERKAIT