TERNATE, OT - Tahapan Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) pada 8 Kabupaten dan Kota di Provinsi Maluku Utara (Malut) akhir tahun ini disebut sangat rentan terhadap penularan coronavirus (covid-19).
Epidemiologi dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Kelas II Manado, Fifie F Polak mengtakan, sejauh ini, persiapan menghadapi pelaksanaan pesta demokrasi lokal (Pilkada-red), belum dilakukan secara optimal.
Menurutnya, kurangnya persiapan akan membuat penularan covid-19 terjadi secara mudah dan masif, sehingga Pilkada serentak 2020 berpotensi besar menciptakan lonjakan kasus baru di Maluku Utara.
Fifie yang juga menjabat selaku Kepala Seksi (Kasi) Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) BTKL Kelas II Manado, menyebut, kerentanan penyebaran covid-19, nampak saat penjemputan pasangan calon maupun proses pendaftaran yang melibatkan ratusan bahkan ribuan masa pendukung atau simpatisan.
"Yang jelas sangat beresiko kerena akan ada eforia, iring-iringan, kerumuman masa dan rata-rata tidak menerapkan protokol kesehatan," kata Fifie saat ditemui indotimur.com, di Labkesda Ternate, Rabu (9/9/2020).
Untuk itu, lanjut Fifie, pihak terkait harus disiplin menerapkan protokol kesehatan baik penggunaan masker, jaga jarak dan cuci tangan dengan air mengalir pada setiap tahapan Pilkada.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis epidemiologi, tahapan Pilkada sangat berpotensi membentuk kluster baru penularan covid-19, karena masyarakat tidak lagi memperdulikan protokol kesehatan.
"Tentu dengan ivent seperti ini maka semua pasangan calon maupun tim pemenangan harus bisa mensosialisasikan kepada para pendukungnya untuk tetap jaga jarak, memakai masker dan selalu cuci tangan jika tidak maka akan tetap beresiko penularan virus corona," ungkap Fifie, salah satu pengamat Epidemiologi dari BTKL Kelas II Manado.
"Yang jelas, kami dari epidemiologi menilai hal ini jika tidak menerapkan protokol kesehatan maka akan ada penularan covid-19 di Pilkada tahun ini," tutupnya. (ian)