SEKADAU KALBAR, OT - Anggota DPRD Kabupaten Sekadau, Muhammad berang terhadap lambannya penanganan pencegahan demam berdarah dengue (DBD) oleh Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau. Pasalnya, setelah terjadi kasus DBD tak kunjung ada penanganan dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau.
“Mereka beralasan karena ada prosedur. Itu bahasa klasik. Kalau sudah ada kejadian harusnya langsung ditangani,” ujar Mangas, sapaan akrab Muhammad.
Politisi Fraksi Partai Amanat Nasional itu mengatakan, padahal dari awal dirinya sudah memberikan informasi terjadinya DBD. Diketahui, ketiga anaknya terkena DBD. Ia menyangkan, sejatinya dari awal sudah ada langkah pencegahan namun nyatanya tidak ada.
“Awalnya kami sudah ngomong, anak saya kena DBD. Harusnya barang itu harus ada tindakan. Ini sudah 10 hari tidak ada tindakan. Bagaimana?,” kata dia.
Ia menilai, Kepala Dinas tidak hanya lempar batu sembunyi tangan. Dirinya, kata dia, lebih mengetahui kondisi ril dilapangan.
“Itu dua pekan, belum ada tindakan sama sekali. Baru dua hari, anak yang tua kena. Sudah 15 hari baru mereka kerumah memberi abate. Dua kali saya ngomong tidak ada respon,” tuturnya Jum'at (9/11).
“Sudah tiga orang kena. Bearti tindakannya lama, waktu itu harusnya langsung cek ke rumah dan lakukan fogging,” timpalnya.
Ia mengatakan, program Dinas Kesehatan tidak jalan. Ia menilai, bila ada keluhan dari masyarakat harusnya sudah ada tindakan. Meski ada mekanisme, kata dia, harusnya bila ada kejadian langsung ada tindakan.
“Ini mengapa sudah 2 minggu baru cek ke lapangan. Waktu paripurna baru sehari kemudian baru diberi abate dan tiga hari kemudian baru di fogging. Katanya dana tidak ada, sudah habis. Jadi kemana dana yang sudah dianggarkan?,” tanyanya.
Harusnya, kata dia, langkah antisipasi sudah ada. Sehingga setiap kejadian bisa diantisipasi kedepannya. Ia menegaskan, DPRD tidak pernah mencoret anggaran yang ada di Dinkes apalagi yang berhubungan dengan masyarakat.
“Berartikan nihil kerjanya mereka. Harusnya sebelum ada kejadian sudah ada antisipasi dan ini tidak ada,” pungkasnya.(red)