HALSEL, OT - Pengurus Cabang (PC) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Halmahera Selatan, menggelar konferensi cabang (konfercab) di Aula Hotel Buana Lippu, Minggu,(18/06/23).
Konfercab yang dihadiri langsung Ketua PD IAI Maluku Utara Apt Mufti I Saleh beserta jajarannya itu, menetapkan Apt Riny Arif, kembai dipercaya untuk memimpin PC IAI Kabupaten Halsel masa bakti 2023-2027.
Dalam muscab tersebut, anak mantan Bupati Halsel, (Alm) Arif Yasin Wahid ini mengungguli dua kandidat lain yakni Apt Hi Halid Hi Yusup, dan Apt Akbar Dareyasno.
Dalam sambutan ketua PD IAI Maluku Utara Apt Mufti I Saleh menjelaskan bahwa Konfercab ini juga adalah momentum silaturrahmi keanggotaan IAI.
Selain itu kata Apt Mufti, dengan terpilihnya kembali Apt Rini, para apoteker Halsel akan mendapatkan lebih banyak bahan membuat apotek yang terus berkembang di Halsel sebagai bentuk keberlangsungan dalam mensosialisasikan apoteker.
“Saya mengharapkan peran apoteker di Kabupaten Halsek agar lebih meluas di masyarakat serta ke depan bisa lebih mengawal pekerjaan kefarmasian dengan lebih baik,” katanya.
Sementara Ketua PC IAI Kabupaten Halsel Apt Rini menyampaikan terima kasih atas amanah yang diberikan oleh 53 apoteker di Kabupaten Halsel untuk mimpinan kembali IAI Halsel masa bakti 2023-2027.
“Semoga ke depan bisa membawa teman-teman apoteker Kabupaten Halsel ke praktik kefarmasian yang lebih baik lagi, lebih dikenal masyarakat dan berguna bagi masyarakat banyak,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan bahwa dengan terpilihnya kembali sebagai ketua IAI ini, dirinya akan bersama-sama para apoteker Halsel terus meningkatkan wawasan dan kompetensi tentang pharmapreneur dan menumbuhkan semangat entrepreneurship di kalangan farmasis.
“Selain itu mampu mengetahui sekaligus memahami tips dan trik menjadi pharmapreneur,” jelasnya.
Menurut Rini, virus baru yang bernama “Pharma Preneur” adalah jenis virus di dunia bisnis farmasi. Sebenarnya Virus Pharma Preneur ini lebih merupakan sebuah ilmu dan tips untuk menjadi seorang entrepreneur di bidang farmasi yaitu Apotek.
“Virus Pharma Preneur harus dikembangkan dalam diri, mulai dari persiapan diri seorang apoteker untuk menjadi seorang pengusaha di bidang farmasi sampai bagaimana mereka mengelola agar apoteknya bisa berkembang dalam persaingan bisnis apotek dunia,” terangnya.
Rini menyatakan Pharmapreneur sendiri masih sangat minim, dikarenakan mindset dari para ahli farmasi yang cenderung menganggap pekerjaan mereka hanyalah di belakang layar, belum sadar bahwa bisnis kefarmasian memiliki peluang yang sangat besar.
“Dengan dasar ilmu yang ahli dibidang obat-obatan, seharusnya para apoteker mampu menjalankan bisnis kefarmasian sekalian menerapkan dan menjalankan praktek asuhan kefarmasiannya,” pungkasnya.
(iel)