Home / Indomalut / Halsel

Sebagai Mata Pencaharian, Warga Kasbar Tetap Lakukan Aktifitas Penambang Batu Bacan

30 Desember 2025
Penambang batu Bacan (foto istmwa)

HALSEL, OT - Para penambang batu bacan dan warga yang berada di tiga desa menolak jika dilakukan penutupan pertambangan batu bacan di desa Doko, Palamea dan Bisori Kecamatan Kasiruta Barat (Kasbar) Kabupaten Halmahera Selatan.

Warga penambang, meminta kepada pihak Kepolisian dan Pemerintah untuk memikirkan nasib mereka yang menggantungkan hidup dalam kegiatan pertambangan batu bacan.

“Disini kami hanya mempertanyakan nasib kami sebagai penambang sebab jika dilakukan penutupan kegiatan tambang, kami menyekolahkan anak dan menghidupi keluarga bagaimana,” ujar Bahim, salah satu Warga Palamea.

Pasalnya, kata dia, kegiatan penambang batu bacan di tiga desa tersebut merupakan mata pencaharian warga desa setempat dan warga merasa khawatir jika kegiatan pertambangan batu bacan di tutup.

Sejumlah warga mengkhawatirkan, jika kegiatan pertambangan batu bacan di tutup maka ada ratusan warga yang selama ini bekerja penambang batu bacan akan kehilangan sumber penghasilan.

Jul, warga Doko mengatakan, pertambangan batu bacan ini sejak dulu menjadi tumpuan hidup banyak keluarga tak hanya bagi para pemuda, tetapi juga warga lanjut usia yang ikut merasakan manfaatnya.

“Kalau sampai ditutup, masyarakat pasti terpukul, anak-anak bisa terancam putus sekolah karena orang tuanya kehilangan mata pencaharian,” kata Jul, Selasa, (29/12/2025).

Selain membuka lapangan kerja, kata dia, kegiatan pertambangan batu bacan juga menumbuhkan gerakan ekonomi di desa.

Bambang, Warga Doko menjelaskan, sekitar ratusan warga di tiga desa ini menggantungkan hidup dari kawasan pertambangan batu bacan tersebut.

Jafar, (30) warga Bisori yang sudah tujuh tahun bekerja sebagai penambang batu bacan mengatakan, dengan pekerjaan itu, mereka bisa menyekolahkan anak-anak dan memenuhi kebutuhan keluarga.

“Kalau ditutup, kami bingung mau kerja apa, kami tak punya ijazah, hanya bisa kerja menambang batu bacan,” ungkap mereka.

Olehnya itu, warga di tiga desa itu meminta kepada berbagaii pihak termasuk pihak Kepolisian dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan untuk memikirkan nasib mereka yang menggantungkan hidup dalam kegiatan penambang batu bacan.

“Kami mempertanyakan nasib kami sebagai penambang sebab jika dilakukan penutupan kegiatan pertambangan batu bacan, bagaimana nasib kami menyekolahkan anak dan menghidupkan keluarga," ujarnya.

Warga juga mempertanyakan alasan dilakukan penutupan aktifitas penambang batu bacan di tiga lokasi tersebut.

"Ini tidak benar,karena tidak ada dasar untuk dilakukan penutupunan aktifitas penambanh batu bacan,"tegasnya.

Menurutnya, selama ini tidak ada yang berdampak buruk dari aktifitas penambang batu bacan bagi lingkungan.

"Penambang batu bacan tidak mengunakanan cairan atau zat yang mencemarai lingkungjan. karena kami hanya gunakan betel bulan cairan berbahaya,? tandas RudI, salah satu penambang batu bacan earga Palamea.

 (@by)


Reporter: Ikbal Bafagih
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT