TERNATE, OT- Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) tahun 2019 yang dipusatkan di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut), direncanakan akan digelar pada 2-7 September 2019 mendatang.
Acara yang digagas oleh Indonesia Creative Cities Network (ICCN) dan Jaringan Komunitas Ternate (Jarkot) dibantu BEKRAF serta Pemerintah Kota Ternate, mengusung Tara La No Ate. Dalam bahasa Ternate, Tara La No Ate berarti turun ke bawah dan pikat. Tema ini bakal diaplikasikan dengan acara-acara berkelas yang bertujuan untuk menciptakan kerja sama lintas stakeholder kota dalam mengembangkan kota kreatif.
Salah satu acara yang menjadi perhatian adalah adanya Creative Cities Conference (ICCC) yang digelar di Grand Dafam Bella Hotel Ternate pada 4-5 September 2019. Dalam konferensi ini, akan hadir sejumlah pembicara yan telah diakui sepak terjangnya dalam industri kreatif Indonesia.
Diantaranya, Kepala BEKRAF Triawan Munaf, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Komisaris Utama NET Mediatama Wishnutama. Mereka ini dipastikan hadir untuk memberikan materi yang sangat menginspirasi. Selain itu, sejumlah wali kota kreatif dan komunitas kreatif juga bakal hadir mengisi panel tentang pengembangan industri kreatif di kotanya.
Ketua Umum ICCN, Tb. Fiki C. Satari menyampaikan, dalam konferensi nanti tersedia juga semacam workshop dan ruang konsultasi yang dapat dimanfaatkan kepala daerah dan jajaran pemerintah kota untuk berdiskusi demi menciptakan kota kreatif.
"Pada acara ICCC yang merupakan bagian dari rangkaian dari Indonesia Creative Cities Festival 2019 di Ternate, formula Catha Ekadaksa akan secara langsung disampaikan oleh para ahli. Tidak hanya saat mereka di panggung, atau pada pembahasan di forum terbuka saja, tapi juga di sana tersedia ruang konsultasi one-on-one yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder termasuk kepala daerah dan jajaran pemerintahnya, komunitas, akademisi, pelaku usaha dan lainya untuk mendiskusikan masalah di kota dan kabupatennya secara spesifik," kata Tb. Fiki C. Satari.
Selain konferensi, akan ada acara lainnya, seperti Festival Banteng Oranje (2-7 September), Kololi Kie (6 September), Karnaval Budaya (2 September), Spice Tour (3 September), Jejak Wilayah Wallacea (2-7 September, ConfrenSEA/Kongres ICCN(7 September).
Maskot ICCF
Dalam gelaran ICCF 2019 juga hadir maskot yang menjadi ikon. Maskot tersebut diberi nama Quzo yang merupakan modifikasi dari kata Kuso (bahasa Ternate) yang berarti seekor hewan mamalia berkantung yang unik, karena bermata biru (Phalanger sp ternate/blue-eyed cuscus). Hewan ini adalah hewan endemik Ternate-Tidore yang sudah terancam punah keberadaannya karena manusia.
Quzo terbilang berani beda dan merupakan pribadi yang kreatif. Ia sangat terobsesi menjadi astronaut yang melambangkan bahwa anak muda Ternate harus berani bercita-cita setinggi langit bahkan mencapai luar angkasa. Cara ia bergelantungan menggunakan ekornya membuat ia merasa seperti melayang di luar angkasa.
Warna Quzo diadaptasi dari warna kuskus pada aslinya, yaitu orange kecoklatan yang melambangkan semangat antusias dan keramahan Kota Ternate dalam menyambut ICCF 2019 di Ternate yang juga selaras dengan identitas warna ICCN. Matanya yang berwarna biru melambangkan Ternate yang berada di gugusan provinsi kepulauan yang luas. Pemilihan kuskus bermata biru ini juga sebagai bentuk kampanye agar masyarakat melindungi dan menjaga keberlangsungan populasi hewan asli Ternate-Tidore ini, yang kian sedikit atau terancam punah.
Sekilas tentang ICCN
Indonesia Creative Cities Network (ICCN) adalah simpul komunitas kreatif skala kabupaten/kota se-Indonesia. Inisiasinya dimulai ketika “10 Prinsip Kota Kreatif” dideklarasikan di Kota Bandung bersamaan dengan penyelenggaraan Creative Cities Conference pada tanggal 26-27 April 2015. ICCN dibentuk bertepatan dengan kegiatan Indonesia Creative Cities Conference pada tanggal 22-25 Oktober 2015 di Kota Solo. Saat ini ada sekitar 200 kabupaten/kota yang tergabung dalam ICCN.(red)