TERNATE, OT - Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional, TP PKK Kota Ternate bersama Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Ternate, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Ternate, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate mengelar sejumlah kegiatan.
Selain pemberian makanan tambahan dan paket kepada ibu ibu hamil dan balita, kegiatan yang dilaksanakan serentak di Kecamatan Ternate Selatan, Ternate Utara dan Kecamatan Ternate Barat, itu, juga dirangkai dengan edukasi dan sosialisasi.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Ternate Selatan menyasar 13 ibu hamil dan 9 orang balita sedangkan di Kecamatan Ternate Utara, Ibu hamil sebanyak 28 orang dan balita 38 orang, sedangkan di Ternate Barat menyasar 2 ibu hamil dan 12 balita.
"Sasaran yang kami ambil adalah balita yang teridentifikasi stunting dan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) di tiga kecamatan tersebut," kata ketua TP PKK Kota Ternate, Marliza M Tauhid dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi indotimur.com, Selasa (25/1/2022).
Peringatan Hari Gizi Nasional kali ini dipelopori oleh TP PKK Kota Ternate. Sekaligus dilaunchingnya Sertifikat Lulus ASI Eksklusif 6 bulan (SELASI) bagi ibu menyusui oleh ketua TP PKK Kota Ternate. Kegiatan ditutup dengan memberikan sertifikat lulus ASI dan paket makanan tambahan bagi ibu ibu hamil dan balita.
Sebagaimana diketahui, tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Dan tahun ini merupakan peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 tahun.
Hari Gizi Nasional merupakan momentum penting untuk meningkatkan kepedulian berbagai pihak, bersama dalam membangun masyarakat yang sehat melalui gizi seimbang. Hari Gizi Nasional diperingati dengan tema yang berbeda beda di setiap tiap tahunnya.
Tahun ini, temanya adalah "Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas". Hal ini dilatarbelakangi oleh upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi stunting dan obesitas.
Stunting sendiri merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kurang gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Stunting pada anak menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisik. Sedangkan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit Tidak menular (PTM) seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, dan hipertensi atau darah tinggi.
"Pencegahan terhadap obesitas dapat dilakukan dengan menjalankan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Yaitu aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, mengonsumsi buah dan sayur, tidak merokok, mengurangi konsumsi gula garam dan lemak, dan memeriksakan kesehatan secara rutin," tandas Marliza.
(fight)